LAPORAN PROBLEM SOLVING
DIABETES MELLITUS TIPE
II
KELOMPOK 3
Youshian Elmy 115070200111032
Henky Indra L 115070200111034
Rindika Illa K 115070200111036
Defi Destyaweni 115070200111042
Ervina Ayu Misgiarti 115070200111044
Marchilliea Eso Navy G 115070200111046
Sri Indah Novianti 115070201111020
Dewi Atika Anggraeni 115070201111022
Faizatul Mudawwamah 115070207111008
Risyida Ma’rifatul K 115070201111024
JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRWIJAYA
MALANG
2013
PENGKAJIAN
DASAR KEPERAWATAN
A. Identitas Klien
Nama :Ny RS
No.
RM :
Usia : 51 tahun
Tgl.Masuk :20 Nop 2013
Jenis
kelamin :perempuan
Tgl.
Pengkajian :
Status kesehatan Saat Ini
1. Keluhan
utama :
diare cair, warna kuning,
tidak hitam, berisi ampas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, kepala
pusing, ada luka di kaki kiri disertai bau . Sehari kurang lebih BAB 4-5 kali.
Saat ini perutnya masih nyeri sekali, bersifat lokal, tidak menyebar, diperut
sebelah kanan pusar. Nyeri seperti di remas-remas. Kadang-kadang disertai mual-mual,
tetapi tidak muntah.
2.
Lama keluhan :
3.
Kualitas keluhan :
4.
Faktor pencetus : riwayat keluarga dengan DM
5.
Faktor pemberat : klien mengatakan memiliki
riwayat DM sejak 5 tahun yang lalu tetapi jarang control teratur ke rumah
sakit.
6.
Upaya yg. telah dilakukan :
7.
Diagnosa medis : Dm tipe 2 tidak terkontol
dan KAD
B. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Klien mengeluhan
diare cair, warna kuning, tidak hitam, berisi ampas sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit, kepala pusing, ada luka di kaki kiri disertai bau . Sehari kurang
lebih BAB 4-5 kali. Saat ini perutnya masih nyeri sekali, bersifat lokal, tidak
menyebar, diperut sebelah kanan pusar. Nyeri seperti di remas-remas.
Kadang-kadang disertai mual-mual, tetapi tidak muntah..
C. Riwayat Kesehatan Terdahulu
Klien mengatakan
memiliki riwayat DM sejak 5 tahun yang lalu tetapi jarang kontrol teratur ke
rumah sakit
D. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga DM
(+).
E. Pola Aktifitas-Latihan
ADL
perlu bantuan
F. Pola Nutrisi Metabolik
Keluhan
kadang-kadang disertai mual-mual tapi tidak muntah
G. Pola Eliminasi
Diare
cair, warna kuning, tidak hitam, berisi
ampas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
BAB 4-5 kali
H. Pemeriksaan Fisik
1.
Keadaan Umum:
·
Kesadaran:
·
Tanda-tanda
vital
-
Tekanan darah : 130/80mmHg
-
Suhu : 37 oC
-
Nadi : 100x/menit
-
RR : 22 x/menit
·
Tinggi badan: 155 cm
·
Berat Badan: 50 kg
2.
Kepala & Leher
a. Kepala:
kepala pusing
b. Mata:
penglihatan menurun
c. Mulut
& tenggorokan: mukosa bibir kering (+), lidah kering, kulit kering, JVP 5-2
3.
Thorak & Dada :
a. Jantung:
ronki (-) pada semua lapang paru, Wheezing (-) pada semua lapang paru
b. Paru-paru:
BJ 1&2 tunggal
4.
Abdomen :
perutnya masih nyeri sekali, bersifat local, tidak menyebar, diperut sebelah
kanan pusar, nyeri seperti diremas-remas
5.
Ekstermitas : ada luka dikaki kiri disertai bau
6.
Sistem Neorologi :skala nyeri 8-10
7.
Kulit & Kuku: CRT< 2 detik, turgor
kulit <3 detik, edema (-)
I.
Hasil
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
Lab
1.
Lab
Analisa Gas Darah:
pH= 7.35, PCO2=10.6, PO2= 169.5, BP= 754, HCO3= 5.8, Sat O2= 99.1, BE=
-16.1 (Asidosis Metabolik Terkompensasi)
2.
Elektrolit:
Na: 134, K: 5.18 , Cl: 80, Keton: 2.9
3.
Hematologi:
Hb/Ht/ Leukosit/ Trombosit= 10.5/ 28/ 31.800/ 384.000
4.
GDS Jam
06.00: 182mg/dl (21/11/2012)
5.
Pasien
masuk UGD tanggal 20/11/2012 jam 18.30 dengan GDS 420 mg/dl
PENGUKURAN
SISTOLIK ARTERI DP, TP, DAN AB Dengan DOPPLER KAKI

Pemeriksaan Monofilamen & Kondisi Luka Tumit Kiri

Pemeriksaan EKG

J. Terapi
1. Oksigen
jika p erlu; Diit DM; Invus 3 way: NaCl 0.9% 500cc/8jam; Drip insulin 50 UI dalam NaCL (sesuai protokol); New
diatab 3x2 tab; Antibiotik: ceftriaksone
2x2 gr, metronidasole 3x500 mg
IV; Ondansetron; Ranitidin 2x1 amp; GDS per 6 jam
2. Selanjutnya
dilakukan loading sebanyak 2500 cc NaCl 0.9% sampai dengan jam 01.30 (5
botol). Pukul 01.30 disuntikan insulin
sejumlah 10 UI, lalu jam 02.30 cek GDS diperoleh 324 mg/dl. Pukul 01.30
dipasang invus NaCl 500 cc + 50 UI dengan 10 tetes/m. Terapi yang telah
diterima Ny. RS adalah pukul24.00: new diatab 1 tbl; pukul 01.00: ranitidin 1
amp dan metronidasole 1 kolf.
ANALISA DATA
Data
|
Etiologi
|
Dx
|
||||||||||||||||||||||||
Ds
: saat
ini perutnya masih nyeri sekali,
bersifat lokal, tidak menyebar, di perut sebelah kanan pusar, nyeri seperti
di remas-remas,
Do : TD
130/80, N: 100x/m, RR: 22x/m,
|
Riwayat keluarga DM (+)
↓
Merusak sel beta rusak
↓
Produksi insulin ↓
↓
DM
↓
Riwayat
DM sejak 5 tahun yang lalu tetapi jarang
kontrol teratur ke rumah sakit
↓
Hiperglikemi tidak terkontrol
↓
Hiperosmolalitas
↓
Peningkatan lipolisis
↓
Ketonemia
↓
Ketonuria
↓
Ketoasidosis diabetikum KAD
↓
Asidosis metabolic
↓
diuresis osmotik dan hilangnya
elektrolit
↓
Gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit
↓
menurunnya
perfusi mesenterium, dehidrasi otot dan jaringan usus serta paralisis saluran
cerna
↓
Nyeri
di perut sebelah kanan pusar
↓
Nyeri
Akut
|
Nyeri akut b/d
agen cedera biologis
|
||||||||||||||||||||||||
Ds : usia
50th, riwayat keluarga DM, riwayat DM sejak 5th lalu,
jarang control
Do : luka
di kaki kiri disertai bau, kulit & mukosa kering
|
Factor resiko
↓
↑ kadar glukosa darah, ↓ sensitifitas
reseptor insulin, ↓ fungsi & kuantitas insulin
↓
Sel beta rusak, ↑ metabolism hati
& >> glukoneogenesis
↓
< pemakaian glukosa oleh sel à glukosuria
↓
Diuretic osmotic à hemokonsentrasi
↓
Gangguan aliran darah makrovaskuler à ekstermitas
↓
Penekanan pada kaki à gangren
↓
Kerusakan integritas kulit
|
Kerusakan Integritas Kulit
b/d perubahan status cairan, penurunan sirkulasi dan gangguan metabolik
|
||||||||||||||||||||||||
Data Subjektif:
- Klien mengeluh diare
cair, warna kuning, tidak hitam, berisi ampas sejak 1 hari sebelum MRS,
sehari BAB 4-5 kali.
Data
Objektif
-Mukosa
bibir kering (+)
-
Kulit kering
-Lidah
kering
-
Elektrolit :
Na : 134
Cl: 80
K: 5,18
Keton :2,9
|
usia,
riwayat DM 5 tahun yang lalu tapi jarang kontrol
Sel
β di pancreas terganggu
Deficit
insulin
![]()
Glukosa
tdk dpt masuk ke dlm sel saraf
mengganggu metabolisme sel saraf
gang.metabolik
sel2 schwann
hambatan
dan kehilangan impuls pada akson
![]()
akson
tidak dapat menghantarkan impuls dengan sempurna
![]()
menyerang
saraf otonom pada sistem pencernaan
gang.
penyerapan air pd usus
![]()
diare
![]() ![]()
Mukosa bibir kering, kulit kering,
lidah kering, turgor kulit < 3 detik.
Kekurangan
Volume cairan
|
Kekurangan volume cairan
|
||||||||||||||||||||||||
DS :
usia 50th, riwayat keluarga DM, riwayat DM sejak 5th
lalu, jarang control
DO : jam 18.30
GDS 420mg/dl, jam 02.30 GDS 324 mg/dl, jam 06.00 GDS 182 mg/dl
|
usia,
riwayat DM 5 tahun yang lalu tapi jarang kontrol
Sel
β di pancreas terganggu
Deficit
insulin
![]()
Hiperglikemi
↓
Tidak terkontrol
↓
Ketidakstabilan kadar glukosa darah
|
Risiko
ketidakstabilan kadar glukosa darah
|
Prioritas Diagnosa
1.
Nyeri
akut b/d agen cedera biologis
2.
Kekurangan volume cairan
3.
Risiko
ketidakstabilan kadar glukosa darah
4.
Kerusakan Integritas Kulit b/d perubahan
status cairan, penurunan sirkulasi dan gangguan metabolic
PLANNING
Diagnosa
|
Tujuan dan KH
|
Intervensi
|
||||||||||||||||||||||||||||||
Nyeri
Akut b/d agen cedera
|
§ Tujuan
: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam Kebutuhan rasa
nyaman terpenuhi/ nyeri berkurang
§ Kriteria
:
-
Klien merasakan nyeri berkurang atau
hilang.
-
Klien tampak rileks
|
o kaji
nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
dan kualitas
o Kaji
intensitas nyeri klien dengan skala nyeri
o observasi
reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
o Kaji
stress psikologis klien dan respon emosional klien terhadap kondisinya
o kontrol
lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan
dan kebisingan
o ajarkan
tentang teknik non farmakologi
o Kolaborasi
:
-
berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri
|
||||||||||||||||||||||||||||||
Kekurangan
Volume cairan
|
-
Tujuan : setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x 24 jam volume cairan klien seimbang
-
KH :
NOC
: Fluid balanced
1. Severe
2. Subtantial
3. Moderate
4. Mild
5. None
|
NIC: MONITOR CAIRAN
1. Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake
cairan dan eliminasi
2. Tentukan kemungkinan faktor resiko dari
ketidakseimbangan cairan (hipertermia,
terapi diuretik, kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati)
3. Monitor berat badan
4. Monitor serum dan elektrolit urine
5. Monitor serum dan osmolaritas urine
6. Monitor BP, HR, RR
7. Catat secara akurat intake dan output
8. Monitor membran mukosa dan turgor kulit,
serta rasa haus
NIC :MANAJEMEN CAIRAN
1. Buat jadwal masukan cairan
2. Monitor intake nutrisi
3. Timbang BB secara berkala
4. Pantau haluaran urine (karakteristik, warna, ukuran)
5. Keseimbangan cairan secara 24 jam
6. Kaji turgor kulit
7. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat
anti diare
8. Kolaborasi dengan ahli gizi diet untuk
menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
|
||||||||||||||||||||||||||||||
Risiko ketidakstabilan kadar
glukosa darah
|
Masalah keperawatan : risiko
ketidakseimbangan kadar glukosa darah
Tujuan : kadar glukosa darah stabil dengan
intervensi selama 4 x 24 jam
KH :
1.
Klien dan keluarga dapat mematuhi
terapi
2.
Klien dan keluarga mampu mengontrol
glukosa darah secara mandiri
3.
Klien dan keluarga mampu melakukann
injeksi insulin sesuai indikasi
|
NIC :
1. Hiperglikemi
manajemen
a. Monitor
level glukosa darah sesuai indikasi
b. Monitor
tanda dan gejala hiperglikemi
c. Monitor
level ketonemia dan ketonuria
d. Administrasikan
insulin sesuai indikasi
e. Antisipasi
kondisi jika kebutuhan insuli meningkat
f. Anjurkan
klien untuk melakukan latihan / olahraga
g. Instruksikan
pasien dan keluarga untuk memonitor glukosa secara mandiri
h. Ajarkan
pasien dan kelurga untuk melakukan suntikan insulin secara mandiri
i. Fasilitasi
diet dan regimen untuk latihan
2. Hipoglekemi
manajemen
a. Identifikasi
risiko terjadinya hipoglikemi
b. Monitor
tanda dan gejala hipoglikemi
c. Kolaborasikan
antara pasien dan tenaga kesehatan lain untuk menggantikan regimen insulin
(seperti : multiple daily injection)
|
||||||||||||||||||||||||||||||
Kerusakan Integritas Kulit
b/d perubahan status cairan, penurunan sirkulasi dan gangguan metabolik
|
Tujuan :
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 24 jam, maka kelembapan kulit &
mukosa membaik dan luka pada kaki dalam proses penyembuhan.
KH :
· Kelembapan
kulit & mukosa kembali normal
· Luka
pada kaki tidak berbau & dalam proses penyembuhan
· Pus
& jaringan mati pada luka berkurang
· Adanya
jaringan granulasi
|
Skin Surveillance
· Inspeksi
kulit dan membrane mukosa dari kemerahan, suhu, edema dan kekeringan
· Monitor
sumber penekanan dan gesekan pada area luka
· Monitor
timbulnya infeksi pada area luka
· Dokumentasi
bila ada perubahan pada membrane mukosa, kulit & area luka
Foot Care
· Inspeksi
adanya iritasi, keretakan kulit, lesi dan kebersihan area kaki
· Diskusikan
dengan klien tentang rutinitas perawatan kaki
· Ajarkan
klien & keluarga tentang pentingnya perawatan kaki, terutama saat adanya
sensasi abnormal ↑↓
· Monitor
gaya berjalan & tumpuan beban BB pada kaki klien
· Kaji
kualitas peredaran darah ke area kaki / luka
· Ajarkan
klien cara memeriksa suhu kaki / area luka dengan punggung tangan
Wound Irrigation
· Identifikasi
adanya alergi pada produk Iodin
· Jelaskan
prosdur kepada klien
· Gunakan
analgesic sebelum irigasi untuk mengurangi nyeri
· Gunakan
area steril untuk mengurangi resiko infeksi
· Bersihkan
area luka dari pus & cairan kotor
· Balut
luka dengan balutan steril
· Monitor
adanya pembentukan granulasi jaringan
· Laporkan
jika ada tanda-tanda infeksi atau nekrosis
Pressure Ulcer Care
· Kaji
karakteristik area luka meliputi ukuran, lokasi, eksudat, jaringan
nekrotik-granulasi
· monitor
adanya tanda infeksi
· kolaborasi
: anjurkan pemberian nutrisi sesuai kebutuhan klien (kalori yang adekuat,
tinggi protein & cairan)
· ajarkan
klien & keluarga pentingnya perawatan luka, langkah prosedur perawatan
dan tanda-tanda infeksi
Infection Control
· monitor
adanya tanda-tanda infeksi
· gunakan
prosedur steril tiap kali memberikan perawatan
· kurangi
kunjungan pada saat dilakukannya perawtaan luka
· ajarkan
klien & keluarga tanda infeksi dan harus segera melaporkannya
· ajarkan
klien & keluarga cara mengatasi infeksi
· kolaborasi
: pemberian antibiotic & anjurkan klien minum sesuai dosis
|
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
1.
DX : Nyeri akut
Implementasi
-
Mengkaji nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan kualitas
-
Mengkaji
intensitas nyeri klien dengan skala nyeri
-
Mengobservasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan
-
Mengkaji stress psikologis klien dan respon
emosional klien terhadap kondisinya
-
Mengkontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
-
Mengajarkan tentang teknik non farmakologi
(relaksasi,dll)
-
Kolaborasi :
-
Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Evaluasi
S : klien
mengatakan nyeri berkurang, nyeri sedang
O : TTV
dalam rentang normal RR 18x/m, HR 90x/m, TD 120/80 mmHg
A : Masalah teratasi sebagian
P : lakukan
intervensi selanjunya untuk mengurangi nyeri hingga nyeri menghilang
2. DX : Kekurangan volume cairan
Implementasi
Lakukan intervensi sesuai dengan kebutuhan klien
Evaluasi
S :
-
klien mengatakan diare sudah berkurang
-
Klien mengatakan membran mukosa bibir, kulit
tidak kering lagi
O :
- BAB
klien tampak padat
- membran
mukosa bibir, kulit klien tampak lembab
- serum
elektroli dalam batas normal (Kalium = 3,5 – 5 mEq/L),(Natrium = 135-145 mEq/
L), (Klorida 95 – 105 mEq/L).
A :
Masalah teratasi sebagian.
P :
-
Lanjutkan intervensi
-
Lanjutkan jadwal aktivitas.
-
Berikan penguatan positif terhadap klien.
3.
DX : Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
Implementasi
Lakukan semua intervensi
Evaluasi
S : klien mengatakan kadar glukosa stabil
O : Kadar glukosa stabil (GDS < 200 mg/dl)
A : Tidak terjadi fluktuasi kadar glukosa darah
P : Lakukan intervensi untuk terus memantau kadar glukosa
darah
4. DX :
Kerusakan integritas kulit
Implementasi
Dilakukan
sesuai perencanaan intervensi yang dibuat
Evaluasi
S : (keluhan klien)
O : mukosa kulit lembab, luka pada kaki tidak berbau
A : (kesimpulan kondisi
klien)
P : diteruskan / berhenti
/ lakukan intervensi selanjunya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar