Suka - Suka Asik

Semua kumpulan analis pembahasan penyakit beserta Asuhan Keperawatan yang sering digunakan... Juga beberapa konten pengalaman menarik yang patut dijadikan bahan sharing buat temen-temen...

Minggu, 22 Desember 2013

DM tipe 2



LAPORAN PROBLEM SOLVING
DIABETES MELLITUS TIPE II

 
KELOMPOK 3
Youshian Elmy                   115070200111032
Henky Indra L                    115070200111034
Rindika Illa K                       115070200111036
Defi Destyaweni               115070200111042
Ervina Ayu Misgiarti        115070200111044
Marchilliea Eso Navy G  115070200111046
Sri Indah Novianti            115070201111020
Dewi Atika Anggraeni     115070201111022
Faizatul Mudawwamah 115070207111008
Risyida Ma’rifatul K         115070201111024


JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRWIJAYA
MALANG
2013
PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN
A.  Identitas Klien
Nama                            :Ny RS
No. RM                          :
Usia                               : 51 tahun
Tgl.Masuk                     :20 Nop 2013
Jenis kelamin              :perempuan
Tgl. Pengkajian           :

Status kesehatan Saat Ini
1.  Keluhan utama               :  diare cair, warna kuning, tidak hitam, berisi ampas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, kepala pusing, ada luka di kaki kiri disertai bau . Sehari kurang lebih BAB 4-5 kali. Saat ini perutnya masih nyeri sekali, bersifat lokal, tidak menyebar, diperut sebelah kanan pusar. Nyeri seperti di remas-remas. Kadang-kadang disertai mual-mual, tetapi tidak muntah.
2.   Lama keluhan                :
3.   Kualitas keluhan           :
4.   Faktor pencetus             : riwayat keluarga dengan DM
5.   Faktor pemberat             : klien mengatakan memiliki riwayat DM sejak 5 tahun yang lalu tetapi jarang control teratur ke rumah sakit.
6.   Upaya yg. telah dilakukan    :    
7.   Diagnosa medis             : Dm tipe 2 tidak terkontol dan KAD

B. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Klien mengeluhan diare cair, warna kuning, tidak hitam, berisi ampas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, kepala pusing, ada luka di kaki kiri disertai bau . Sehari kurang lebih BAB 4-5 kali. Saat ini perutnya masih nyeri sekali, bersifat lokal, tidak menyebar, diperut sebelah kanan pusar. Nyeri seperti di remas-remas. Kadang-kadang disertai mual-mual, tetapi tidak muntah..

C. Riwayat Kesehatan Terdahulu
Klien mengatakan memiliki riwayat DM sejak 5 tahun yang lalu tetapi jarang kontrol teratur ke rumah sakit

D. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga DM (+). 

E.  Pola Aktifitas-Latihan
ADL perlu bantuan

F.  Pola Nutrisi Metabolik
Keluhan kadang-kadang disertai mual-mual tapi tidak muntah

G. Pola Eliminasi
Diare cair,  warna kuning, tidak hitam, berisi ampas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit  BAB 4-5 kali

H. Pemeriksaan Fisik
1.   Keadaan Umum:
·      Kesadaran:
·        Tanda-tanda vital
-    Tekanan darah   : 130/80mmHg
-    Suhu                    : 37 oC
-    Nadi                    : 100x/menit
-    RR                        : 22 x/menit
·      Tinggi badan: 155 cm
·      Berat Badan: 50 kg
2.   Kepala & Leher
a.  Kepala: kepala pusing
b.  Mata: penglihatan menurun
c.   Mulut & tenggorokan: mukosa bibir kering (+), lidah kering, kulit kering, JVP 5-2
3.   Thorak & Dada :
a.    Jantung: ronki (-) pada semua lapang paru, Wheezing (-) pada semua lapang paru
b.    Paru-paru: BJ 1&2 tunggal                    
4.   Abdomen : perutnya masih nyeri sekali, bersifat local, tidak menyebar, diperut sebelah kanan pusar, nyeri seperti diremas-remas
5.   Ekstermitas : ada luka dikaki kiri disertai bau
6.   Sistem Neorologi :skala nyeri 8-10
7.   Kulit & Kuku: CRT< 2 detik, turgor kulit <3 detik, edema (-)

I.    Hasil Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lab
1.   Lab Analisa  Gas  Darah:  pH= 7.35, PCO2=10.6, PO2= 169.5, BP= 754, HCO3= 5.8, Sat O2= 99.1, BE= -16.1 (Asidosis Metabolik Terkompensasi)
2.   Elektrolit: Na: 134, K: 5.18 , Cl: 80, Keton: 2.9
3.   Hematologi: Hb/Ht/ Leukosit/ Trombosit= 10.5/ 28/ 31.800/ 384.000
4.   GDS Jam 06.00: 182mg/dl (21/11/2012)
5.   Pasien masuk UGD tanggal 20/11/2012 jam 18.30 dengan GDS 420 mg/dl
           
PENGUKURAN SISTOLIK ARTERI DP, TP, DAN AB Dengan DOPPLER KAKI

Pemeriksaan Monofilamen & Kondisi Luka Tumit Kiri

Pemeriksaan EKG

J.  Terapi
1.    Oksigen jika p erlu; Diit DM; Invus 3 way: NaCl 0.9% 500cc/8jam; Drip insulin  50 UI dalam NaCL (sesuai protokol); New diatab 3x2 tab; Antibiotik: ceftriaksone  2x2 gr, metronidasole  3x500 mg IV; Ondansetron; Ranitidin 2x1 amp; GDS per 6 jam
2.    Selanjutnya dilakukan loading sebanyak 2500 cc NaCl 0.9% sampai dengan jam 01.30 (5 botol).  Pukul 01.30 disuntikan insulin sejumlah 10 UI, lalu jam 02.30 cek GDS diperoleh 324 mg/dl. Pukul 01.30 dipasang invus NaCl 500 cc + 50 UI dengan 10 tetes/m. Terapi yang telah diterima Ny. RS adalah pukul24.00: new diatab 1 tbl; pukul 01.00: ranitidin 1 amp dan metronidasole 1 kolf.

ANALISA DATA
Data
Etiologi
Dx
Ds : saat ini perutnya masih nyeri sekali, bersifat lokal, tidak menyebar, di perut sebelah kanan pusar, nyeri seperti di remas-remas,

Do : TD 130/80, N: 100x/m, RR: 22x/m,

Riwayat keluarga DM (+)
Merusak sel beta rusak
Produksi insulin ↓
DM
Riwayat DM sejak 5 tahun yang lalu tetapi jarang
kontrol teratur ke rumah sakit
Hiperglikemi tidak terkontrol
Hiperosmolalitas
Peningkatan lipolisis
Ketonemia
Ketonuria
Ketoasidosis diabetikum KAD
Asidosis metabolic
diuresis osmotik dan hilangnya elektrolit
Gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
menurunnya perfusi mesenterium, dehidrasi otot dan jaringan usus serta paralisis saluran cerna
Nyeri di perut sebelah kanan pusar
Nyeri Akut
Nyeri akut b/d agen cedera biologis
Ds : usia 50th, riwayat keluarga DM, riwayat DM sejak 5th lalu, jarang control

Do : luka di kaki kiri disertai bau, kulit & mukosa kering

Factor resiko
↑ kadar glukosa darah, ↓ sensitifitas reseptor insulin, ↓ fungsi & kuantitas insulin
Sel beta rusak, ↑ metabolism hati & >> glukoneogenesis
< pemakaian glukosa oleh sel à glukosuria
Diuretic osmotic à hemokonsentrasi
Gangguan aliran darah makrovaskuler à ekstermitas
Penekanan pada kaki à gangren
Kerusakan integritas kulit
Kerusakan Integritas Kulit b/d perubahan status cairan, penurunan sirkulasi dan gangguan metabolik
Data Subjektif:
- Klien mengeluh diare cair, warna kuning, tidak hitam, berisi ampas sejak 1 hari sebelum MRS, sehari BAB 4-5 kali.

Data Objektif
-Mukosa bibir kering (+)
- Kulit kering
-Lidah kering
- Elektrolit :
 Na : 134    Cl: 80
 K: 5,18      Keton :2,9

usia, riwayat DM 5 tahun yang lalu tapi jarang kontrol


 
Sel β di pancreas terganggu


 
Deficit insulin
 

Glukosa tdk dpt masuk ke dlm sel saraf


 
mengganggu metabolisme sel saraf


 
gang.metabolik sel2 schwann


 
hambatan dan kehilangan impuls pada akson
 

akson tidak dapat menghantarkan impuls dengan sempurna


 
gangguan terhadap fungsi dan konduksi saraf (neuropati)

menyerang saraf otonom pada sistem pencernaan


 
gang. penyerapan air pd usus
 

 diare
 

banyak cairan dan elektrolit yang dikeluarkan tubuh

Mukosa bibir kering, kulit kering, lidah kering, turgor kulit < 3 detik.


 
Kekurangan Volume cairan

Kekurangan volume cairan
DS : usia 50th, riwayat keluarga DM, riwayat DM sejak 5th lalu, jarang control
DO : jam 18.30 GDS 420mg/dl, jam 02.30 GDS 324 mg/dl, jam 06.00 GDS 182 mg/dl
usia, riwayat DM 5 tahun yang lalu tapi jarang kontrol


 
Sel β di pancreas terganggu


 
Deficit insulin
 

Hiperglikemi
Tidak terkontrol
Ketidakstabilan kadar glukosa darah
Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah

Prioritas Diagnosa
1.   Nyeri akut b/d agen cedera biologis
2.   Kekurangan volume cairan
3.   Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
4.   Kerusakan Integritas Kulit b/d perubahan status cairan, penurunan sirkulasi dan gangguan metabolic


PLANNING
Diagnosa
Tujuan dan KH
Intervensi
Nyeri Akut b/d agen cedera
§  Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi/ nyeri berkurang
§  Kriteria :  
-       Klien merasakan nyeri berkurang atau hilang.
-       Klien tampak rileks

o  kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan kualitas
o  Kaji intensitas nyeri klien dengan skala nyeri
o  observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
o  Kaji stress psikologis klien dan respon emosional klien terhadap kondisinya

o  kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan  kebisingan

o  ajarkan tentang teknik non farmakologi

o  Kolaborasi :
-       berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Kekurangan Volume cairan

-          Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam volume cairan klien seimbang
-          KH :
NOC : Fluid balanced
Indikator
1
2
3
4
5
Kestabilan BB




ü
Turgor kulit




ü
Kelembaban membran mukosa




ü
Elektrolit




ü
1.    Severe
2.    Subtantial
3.    Moderate
4.    Mild
5.    None

NIC: MONITOR CAIRAN
1.    Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi
2.     Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidakseimbangan cairan  (hipertermia, terapi diuretik, kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati)
3.    Monitor berat badan
4.    Monitor serum dan elektrolit urine
5.    Monitor serum dan osmolaritas urine
6.    Monitor BP, HR, RR
7.    Catat secara akurat intake dan output
8.    Monitor membran mukosa dan turgor kulit, serta rasa haus
 
NIC :MANAJEMEN CAIRAN
1.    Buat jadwal masukan cairan
2.    Monitor intake nutrisi
3.    Timbang BB secara berkala
4.    Pantau haluaran urine  (karakteristik, warna, ukuran)
5.    Keseimbangan cairan secara 24 jam
6.    Kaji turgor kulit 
7.    Kolaborasi dengan dokter pemberian obat anti diare
8.    Kolaborasi dengan ahli gizi diet untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit

Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
Masalah keperawatan : risiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah
Tujuan : kadar glukosa darah stabil dengan intervensi selama 4 x 24 jam
KH :
1.    Klien dan keluarga dapat mematuhi terapi
2.    Klien dan keluarga mampu mengontrol glukosa darah secara mandiri
3.    Klien dan keluarga mampu melakukann injeksi insulin sesuai indikasi

NIC :
1.    Hiperglikemi manajemen
a.    Monitor level glukosa darah sesuai indikasi
b.    Monitor tanda dan gejala hiperglikemi
c.    Monitor level ketonemia dan ketonuria
d.    Administrasikan insulin sesuai indikasi
e.    Antisipasi kondisi jika kebutuhan insuli meningkat
f.     Anjurkan klien untuk melakukan latihan / olahraga
g.    Instruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor glukosa secara mandiri
h.    Ajarkan pasien dan kelurga untuk melakukan suntikan insulin secara mandiri
i.      Fasilitasi diet dan regimen untuk latihan
2.    Hipoglekemi manajemen
a.    Identifikasi risiko terjadinya hipoglikemi
b.    Monitor tanda dan gejala hipoglikemi
c.    Kolaborasikan antara pasien dan tenaga kesehatan lain untuk menggantikan regimen insulin (seperti : multiple daily injection)

Kerusakan Integritas Kulit b/d perubahan status cairan, penurunan sirkulasi dan gangguan metabolik
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 24 jam, maka kelembapan kulit & mukosa membaik dan luka pada kaki dalam proses penyembuhan.
KH :
·     Kelembapan kulit & mukosa kembali normal
·     Luka pada kaki tidak berbau & dalam proses penyembuhan
·     Pus & jaringan mati pada luka berkurang
·     Adanya jaringan granulasi
Skin Surveillance
·     Inspeksi kulit dan membrane mukosa dari kemerahan, suhu, edema dan kekeringan
·     Monitor sumber penekanan dan gesekan pada area luka
·     Monitor timbulnya infeksi pada area luka
·     Dokumentasi bila ada perubahan pada membrane mukosa, kulit & area luka

Foot Care
·     Inspeksi adanya iritasi, keretakan kulit, lesi dan kebersihan area kaki
·     Diskusikan dengan klien tentang rutinitas perawatan kaki
·     Ajarkan klien & keluarga tentang pentingnya perawatan kaki, terutama saat adanya sensasi abnormal ↑↓
·     Monitor gaya berjalan & tumpuan beban BB pada kaki klien
·     Kaji kualitas peredaran darah ke area kaki / luka
·     Ajarkan klien cara memeriksa suhu kaki / area luka dengan punggung tangan
Wound Irrigation
·     Identifikasi adanya alergi pada produk Iodin
·     Jelaskan prosdur kepada klien
·     Gunakan analgesic sebelum irigasi untuk mengurangi nyeri
·     Gunakan area steril untuk mengurangi resiko infeksi
·     Bersihkan area luka dari pus & cairan kotor
·     Balut luka dengan balutan steril
·     Monitor adanya pembentukan granulasi jaringan
·     Laporkan jika ada tanda-tanda infeksi atau nekrosis

Pressure Ulcer Care
·     Kaji karakteristik area luka meliputi ukuran, lokasi, eksudat, jaringan nekrotik-granulasi
·     monitor adanya tanda infeksi
·     kolaborasi : anjurkan pemberian nutrisi sesuai kebutuhan klien (kalori yang adekuat, tinggi protein & cairan)
·     ajarkan klien & keluarga pentingnya perawatan luka, langkah prosedur perawatan dan tanda-tanda infeksi
Infection Control
·     monitor adanya tanda-tanda infeksi
·     gunakan prosedur steril tiap kali memberikan perawatan
·     kurangi kunjungan pada saat dilakukannya perawtaan luka
·     ajarkan klien & keluarga tanda infeksi dan harus segera melaporkannya
·     ajarkan klien & keluarga cara mengatasi infeksi
·     kolaborasi : pemberian antibiotic & anjurkan klien minum sesuai dosis


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
1.    DX : Nyeri akut
Implementasi
-        Mengkaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan kualitas
-        Mengkaji  intensitas nyeri klien dengan skala nyeri
-        Mengobservasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
-        Mengkaji stress psikologis klien dan respon emosional klien terhadap kondisinya
-        Mengkontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan  kebisingan
-        Mengajarkan tentang teknik non farmakologi (relaksasi,dll)
-        Kolaborasi :
-        Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Evaluasi
S    :  klien mengatakan nyeri berkurang, nyeri sedang
O  : TTV dalam rentang normal RR 18x/m, HR 90x/m, TD 120/80 mmHg
A    :   Masalah teratasi sebagian
P  : lakukan intervensi selanjunya untuk mengurangi nyeri hingga nyeri menghilang

2.    DX : Kekurangan volume cairan
Implementasi
Lakukan intervensi sesuai dengan kebutuhan klien
Evaluasi
S :
-          klien mengatakan diare sudah berkurang
-          Klien mengatakan membran mukosa bibir, kulit tidak kering lagi
O :
-       BAB klien tampak padat
-       membran mukosa bibir, kulit klien tampak lembab
-       serum elektroli dalam batas normal (Kalium = 3,5 – 5 mEq/L),(Natrium = 135-145 mEq/ L), (Klorida 95 – 105 mEq/L).

A : Masalah teratasi sebagian.
P :
-        Lanjutkan intervensi
-        Lanjutkan jadwal aktivitas.
-        Berikan penguatan positif terhadap klien.

3.    DX : Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
Implementasi
Lakukan semua intervensi
Evaluasi
S : klien mengatakan kadar glukosa stabil
O : Kadar glukosa stabil (GDS < 200 mg/dl)
A : Tidak terjadi fluktuasi kadar glukosa darah
P : Lakukan intervensi untuk terus memantau kadar glukosa darah


4.  DX : Kerusakan integritas kulit
Implementasi
Dilakukan sesuai perencanaan intervensi yang dibuat
Evaluasi
S : (keluhan klien)
O : mukosa kulit lembab, luka pada kaki tidak berbau
A : (kesimpulan kondisi klien)
P : diteruskan / berhenti / lakukan intervensi selanjunya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar