Suka - Suka Asik

Semua kumpulan analis pembahasan penyakit beserta Asuhan Keperawatan yang sering digunakan... Juga beberapa konten pengalaman menarik yang patut dijadikan bahan sharing buat temen-temen...

Sabtu, 23 November 2013

CA MAMMAE


CA MAMMAE   

DEFINISI + KLASIFIKASI
                Menurut (Erik T, 2005, hal : 39-40), Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.

Klasifikasi Kanker Payudara
Berdasarkan jenis & lokasinya, yaitu :
a.       Non infasif ( non infiltrative) karsinoma
·         Ductal karsinoma in situ / karsinoma intraduktal à Kanker dini yang masih pada tempanya & belum menyebar/menyusup keluar saluran. Saluran menjadi tersumbat & membesar seiring bertambahnya sel kanker didalamnya.
·         Lobular karsinoma in situ à Kanker tumbuh pada kelenjar susu, biasanya terjadi setelah menopause. Kanker tidak dapat diraba & tidak terlilhat pada mammogram
b.      Invasive (infiltrative) karsinoma
·         Medulary karsinoma à Kanker ini berasal dari kelenjar susu. Karakteristik dari kanker ini yaitu pola pertumbuhannya seperti rantai dengan miniml / tidak ada deferensiasi duktus / alveolar
·         Mucinous (koloid) karsinoma à Sekitar 2% dari semua kanker invasive biasanya muncul sebagai massa tumor yang besar & ditemukan pada wanita yang lebih tua. Karena komponen musinnya, selnya tidak terlihat pada pemeriksaan mikroskopik
·         Papillary karsinoma à Ditemukan pada wanita decade ke-7 & sering menyerang wanita non kulit putih. Ukurannya <± 3cm
·         Tubular karsinoma à Kaker ini berasal dari kelenjar susu. Ditemukan pada wanita perimenopause & periode awal menopause
·         Invasive lobular karsinoma à Gambaran histopatologi meliputi sel2 kecil dengan inti yang bulat, nucleus tidak jelas & sedikit sitoplasma. Karena pertumbuhannya tersembunyi sehingga sulit dideteksi.
c.       Kanker yang jarang ditemukan
K. kista adenoid
K. sekretori
K. apokrin
K. metaplasia
K. sel squamos & sel spindle

Berdasarkan system TNM, yaitu :
Tumor primer (T)
Nodus limfe regional (N)
Metastas jauh (M)
Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan
To : Tidak terbukti adanya tumor primer
N0 : Tidak teraba kelenjar axila
M0 : Tidak ada metastase jauh
Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.
M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula
T1 : Tumor < 2 cm
         T1a : Tumor < 0,5 cm
         T1b : Tumor 0,5 – 1 cm
         T1c : Tumor 1 – 2 cm
N2 : Teraba pembesaran kelenjar axial homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.
T2 : Tumor 2 – 5 cm
N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
T3 : Tumor diatas 5 cm
T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit.
         T4a : Melekat pada dinding dada
         T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange, satelit
         T4c : T4a dan T4b
         T4d : Mastitis karsinomatosis





STADIUM KANKER PAYUDARA :
1.       Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran luas.
2.       Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
3.       Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN
4.       Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh
5.       Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.
6.       Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.               
(Setio W, 2000, hal : 285)

EPIDEMIOLOGI
                Kanker payudara merupakan tumor kedua yang paling banyak ditemukan pada wanita, dengan 24.000 wanita terdiagnosis kanker payudara di Inggris tiap tahunnya; dan 15.000 meninggal karena penyakit ini. Sampai usia 80 tahun, risiko seumur hidup seorang wanita untuk terkena kanker payudara adalah 1 dari 9 (Davey, 2005:173).
                Angka kejadian kanker payudara terbesar di dunia adalah di Amerika Serikat, dan, secara spesifik, dalam populasi: penduduk Hawai, wanita kulit putih di Hawai, dan wanita kulit putih di Alameda Country, California Utara. Wanita kulit hitam pada umumnya memiliki  insidensi kanker payudara yang lebih rendah dibandingkan dengan wanita kulit putih, akan tetapi insidensi ini cenderung meningkat (0tto, 2005:99).

PATOFISIOLOGI
( terlampir )

FAKTOR RESIKO
                Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
Ø  Menurut (Baughman, 2000:284-285) & (Erik T, 2005, hal : 43-46)
1.       Kanker payudara sebelumnya à risiko berkembangnya pada payudara yang lain meningkat 1% tiap tahun. Riwayat relatif derajat satu meningkat risiko 2-3 kali.
2.       Pemajanan terhadap radiasi pengionan setelah pubertas & usia <30 tahun.
3.       Tinggi melebihi 170 cm
                Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
4.       Masa reproduksi yang relatif panjang.
a.       Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
b.      Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun).
5.        Wanita yang belum mempunyai anak / Nuliparitas atau kelahiran anak pertama setelah usia 30 tahun
                Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak. Fungsi hormone prolaktin adalah menstimulasi terjadinya laktasi & ↑ sekresi progesterone yang bersifat melindungi wanita dari kanker.
6.       Wanita gemuk à Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
7.       Kontasepsi hormonal  à Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
8.       Faktor genetic à Apabila terdapat BRCA 1-2, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.
9.       Penyakit fibrokistik
                Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
10.    Radiasi
            Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.

MANIFESTASI KLINIS
Menurut  (Otto, 2005:101) :
a.    Gejala yang paling sering terjadi
·      Masa (terutama jika keras, iregular, tidak nyeri tekan) atau penebalan pada payudara, atau daerah aksila.
·      Rabas puting payudara, unilateral, persisten, spontan yang mempunyai kanker payudara serosanguinosa, mengandung darah, atau encer.
·      Retraksi ataun inversi piting susu.
·      Perubahan ukuran, bentuk atau tekstur payudara (asimetris).
·      Pengerutan atau pelekukan kulit di sekitarnya.
·      Kulit yang bersisik di sekeliling puting susu.
b.    Gejala penyebaran lokal atau regional
Kemerahan, ulserasi, edema, atau pelebaran vena.
Perubahan peau d’orange (seperti kulit jeruk).
Pembesaran kelenjar getah bening aksila.
c.     Bukti metastatis
Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal.
Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura.
Peningkatan alkali fosfatase, kalsium, pindai tulang positif, dan atau nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang.
Tes fungsi hati abnormal


Berdasarkan stadium keparahan , yaitu :
Stadium 1
·    Muncul benjolan d ≤ 2cm
·    Tidak timbul nyeri
·    Benjolan bergerak jika ditekan
·    Tidak ada pembengkakan kgb
Stadium 2 a – 2b
·    Kelenjar berukuran 2- 5 cm
·    Benjolan bergerak jika ditekan
·    Mulai ada rasa nyeri karena pembengkakan kelenjar
Stadium 4
·     Benjolan berukuran tidak menentu
·     Sudah menyebar kemana-mana
·     inflamasi & nyeri (Pembengkakan kgb)
·     Keluar cairan aneh
·     Terasa nyeri pada tulang & ↓ BB
Stadium 3a – 3b
·     Benjolan berukuran d > 5 cm
·     Benjolan mulai tidak dapat bergerak / menetap
·     Terasa nyeri / pembengkakan kgb

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Sadari (Periksa Payudara Sendiri) (Yayasan Kanker Indonesia, 2004) & (Otto, 2005):
Pemeriksaan lengkap payudara sendiri dibagi atas beberapa tahap:
1.    Melihat à Tanggalkan seluruh pakaian bagian atas. Berdirilah di depan cermin dengan kedua lengan tergantung lepas, di dalam ruangan yang terang untuk mengetahui adanya tumor yang terletak dekat dengan kulit. Perhatikan :
Apakah puting/kulitnya ada yang lecet?
Apakah bentuk dan ukurannya kanan dan kiri simetris?
Apakah bentuknya membesar/mengeras?
Apakah kulitnya tampak kemerahan? Kebiruan? Kehitaman?
Apakah arah putingnya lurus ke depan? Atau berubah arah?
Apakah kulitnya tampak menebal dengan pori-pori melebar (kulit jeruk)?
Apakah putingnya tertarik ke dalam?
Apakah permukaan kulitnya mulus, tidak tampak adanya kerutan/cekungan?
                Ulangi semua pengamatan di atas dengan posisi kedua tangan lurus ke atas serta kedua tangan di pinggang, dada dibusungkan, kedua siku ditarik ke belakang.
2.    Memijat à Dengan kedua belah tangan, secara lembut pijat payudara dari tepi hingga ke puting, untuk untuk mengetahui ada-tidaknya cairan yang keluar dari puting susu (seharusnya tidak ada, kecuali Anda sedang menyusui).
3.       Meraba
            Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna.
4.    Meraba Ketiak à Setelah itu raba ketiak dan area di sekitar payudara untuk mengetahui adanya benjolan yang diduga suatu anak sebar kanker. Bila dalam pemeriksaan payudara sendiri ini Anda menemukan suatu kelainan (misal benjolan, sekecil apa pun), segera periksakan ke dokter.
v  Tes Gen Her2 
                Jenis tes yang baru menyertakan juga tes gen HER2  (human epidermal growth factor receptor-2) untuk tumor. Gen ini berhubungan dengan pertumbuhan sel kanker yang agresif. Pasien dikatakan HER2-positif jika pada tumor ditemukan HER2 dalam jumlah besar. Kanker dengan HER2-positif dikenal sebagai bentuk agresif dari kanker payudara dan memiliki perkiraan perjalanan penyakit yang lebih buruk daripada pasien dengan HER2-negatif. Diperkirakan  satu dari empat sampai lima pasien dengan kanker payudara tahap akhir memiliki HER2-positif.
                Menurut (Michael D, dkk, 2005, hal : 15-66)
·         Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
·         Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
·         CT. Scan à diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
·         Sistologi biopsi aspirasi jarum halus
·         Pemeriksaan hematologic à cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.          
                Menurut (Otto, 2005:104), Kanker payudara dapat didiagnosis berdasarkan evaluasi sitologis (sel) atau histologis (jaringan).
·         Aspirasi jarum halus (AJH) à sitologi dilakukan dengan mudah jika masa dapat dipalpasi.
·         Biopsi jarum ini (core needle biopsy) menentukan inti jaringan dari masa yang utama.
·         Biopsi insisional dilakukan jika masa berukuran besar, dan hanya melibatkan pengangkatan sebagian masa.
·         Biopsi eksisional meliputi pengangkatan seluruh masa dan batas jaringan yang normal di sekitarnya. Masa yang tidak dapat dipalpasi yang dideteksi dengan mamografi juga dapat diangkat dengan biopsi eksisional (biopsi lokalisasi jarum).

PENATALAKSANAAN MEDIS  
Menurut (Otto, 2005:105-109) :
1.       Prosedur Bedah
                Pertimbangan dilakukannya pembedahan berdasarkan Ukuran tumor, Lokasi tumor, Ukuran payudara, Pilihan dan pertimbangan pasien.
·      Lumpektomi (atau eksisi; tumorektomi) – tumor diangkat dan bagian terbesar payudara tidak diangkat.
·      Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena).
·      Kuadranektomi – seluruh kuadran payudara yang mengandung tumor diangkat bersama kulit dan tepi otot pektoralis mayor.
·      Mastektomi totalis – seluruh jaringan payudara, termasuk kompleks puting susu dan areola mamae dan tepi otot pektoralis mayor diangkat. Tidak dilakukan diseksi kelenjar getah bening aksila. Dinding toraks tidak diangkat.
·      Mastektomi radikal modifikasi – Mastektomi radikal à Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya seluruh isi aksial, Mastektomi radikal yang diperluas à Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.
2.       Terapi Radiasi / Penyinaran 
                Radioterapi eksternal dimulai 2-4 minggu setelah penyembuhan jaringan bekas eksisi luas dan diseksi kelenjar getah bening aksila yang cukup baik. Rencana terapi dilakukan untuk menjamin homogenitas dosis dengan kemampuan mempertahankan pasien pada posisi tertentu penggunaan alat-alat bervoltase tinggi. Setiap daerah harus diterapi setiap hari, Senin sampai Jumat, sampai mencapai dosis total 4.500 sampai 5.000 cGy dengan 180 sampai 200 cGy per fraksi. Prosedur ini biasanya memakan waktu 4-5 minggu. Radiasi dengan elektron dan implantasi iridium 192 juga dapat digunakan.
3.       Terapi Sistemik
                Terapi sistemik kanker payudara meliputi penggunaan kemoterapi atau manipulasi endokron untuk mengobati pasien dengan:
·         Penyebaran kelenjar getah bening aksila.
·         Prognosis buruk pada penyakit tanpa kelenjar yang terkena.
·         Penyakit lokal regional yang telah berkembang jauh.
·         Metastasis jauh.
                Terapi spesifik yang dianjurkan dipengaruhi oleh faktor prognostik, dan keadaan kesehatan pasien secara umum. Dosis dan durasi terapi yang digunakan berbeda-beda. Zat-zat yang sering dipakai untuk pengelolaan kanker payudara :
CMF
FAC/CAF
CMF ± VP
siklofosfamid (Cytoxan) , Metotreksat ,  5-fluorourasil (5-FU)
5-FU,Sitoksan,  Doksorubisin (Adriamycin)
Sitoksan, Metotreksat, 5-FU, Vinkristin,  Prednison
a.       Terapi Endokrin Adjuvan
                Tamoxifen menghambat kekambuhan pada pasien kanker payudara pasca-menopause. Pada penelitian pada pasien tanpa terkenanya kelenjar getah bening, tamoksifen juga mengurangi insidensi kanker pada payudara sisi sebelahnya. Akan tetapi, pada pasien pasca-menopause, risiko jangka panjang akan penggunaan tamoksifen sekunder terhadap abnormalitas endokrin tidak diketahui dengan pasti. Durasi optimal terapi juga belum dapat ditentukan.
b.      Manipulasi Hormonal
                Pasien dengan reseptor positif, memberikan respons sebesar 50% sampai 60%, sedangkan pasien dengan reseptor negatif hanya menunjukkan respons sebesar 10%. Berbagai pendekatan endokrin dapat dibagi menjadi terapi aditif atau ablatif.
·         Terapi ablatif melalui ooforektomi bilateral, radiasi, atau pemberian agonis atau antagonis LHRH (Luteinizing Hormone-Releaseing Hormone).
·         Terapi antietrogen (tamoksifen).
·         Terapi aditif (estrogen, androgen, dan progestin).

ASUHAN KEPERAWATAN KELAINAN GYNAECOLOGY

PENGKAJIAN
1.       Data biografi /biodata à Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
2.       Riwayat keluhan utama à adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
3.       Riwayat kesehatan masa lalu à Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya, Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .
4.       Pengkajian fisik meliputi à Keadaan umum, Tingkah laku, BB dan TB, Pengkajian head to toe
5.       Pemeriksaan laboratorium :
·         Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.
·         Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
·         Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.
6.       Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :
·         Nutrisi à Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.
·         Eliminasi à Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk RS.
·         Istirahat dan tidur à Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.
·         Personal hygieneà Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari, Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu, Dikaji sebelum dan pada saat di RS
·         Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spiritual à Status psikologis
Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.
·         Status social à Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat lain
·         Kegiatan keagamaan à Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.

ANALISA DATA
DATA
ETIOLOGI
DIAGNOSA
DO : Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke kanan, Klien nampak meringis, Klien nampak sesak, Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri

Pembentukan sel kanker / neoplasma ganas à membatasi lobus mamae
>ukuran, >penyebaran sel, > pembengkakan kgb
Menekan ujung2 syaraf & inflamasi
Timbul rasa nyeri
Nyeri b.d adanya penekanan massa tumor.
DO : klien tampak takut melihat anggota tubuhnya, tampak ekspresi wajah klien  murung.

Pembentukan sel kanker / neoplasma ganas à membatasi lobus mamae
>ukuran, >penyebaran sel, > pembengkakan kgb
Ukuran mamae abnormal
Timbul rasa cemas
Ansietas b.d perubahan gambaran tubuh
DO :Klien jarang bicara dengan pasien lain, Klien nampak murung & malu dengan keadaan dirinya
Pembentukan sel kanker / neoplasma ganas à membatasi lobus mamae
>ukuran, >penyebaran sel, > pembengkakan kgb
Ukuran mamae abnormal & asimetris
Efek samping penatalaksanaan à alopesia
Gangguan Citra Tubuh b.d kecacatan bedah

PERENCANAAN INTERVENSI
DIAGNOSA
TUJUAN & KH
INTERVENSI
Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
Tujuan : Nyeri berkurang dalam waktu 1 x 24 jam
Kriteria hasil :
·       Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
·       Nyeri tekan berkurang
·       Ekspresi wajah tenang
·       Klien tampak rileks, dapat tidur dan istirahat dengan tepat

·     Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
·     Pantau tanda-tanda vital klien
·     Beri individu kesempatan untuk istirahat siang dan dengan waktu tidur yang tidak terganggu pada malam hari (Harus istirahat bila nyeri mereda)
·     Ajarkan tindakan pereda nyeri non invasif
a.       Relaksasi
-          Beri tahu teknik untuk menurunkan ketegangan otot rangka yang dapat menurunkan intensitas nyeri.
-          Tingkatkan relaksasi pijat punggung, masase, atau mandi air hangat.
-          Ajarkan strategi relaksasi khusus (misal : bernapas perlahan, teratur, atau nafas dalam, kepalkan tinju, menguap)
b.       Stimulasi kutan
-          Jelaskan manfaat terapeutik dari preparat mentol/pijat punggung
·     Bicarakan dengan individu dan keluarga penggunaan terapi distraksi serta metode pereda nyeri lain.
·      Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.
Ansietas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh
Tujuan : Kecemasan dapat berkurang setelah diberikan askep selama 3 X 24 jam
Kriteria Hasil :
·     Klien tampak tenang
·     Mau berpartisipasi dalam program terapi
·     Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya..  
·     Dorong dan dukung klien untuk menyadari dan berusaha menerima diagnosa
·     Diskusikan tanda dan gejala depresi.
·     Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik.      
·     Beri informasi tentang hasil-hasil lab dan perkembangan penyakit klien, serta treatment yang mungkin, seperti kemoterapi, radioterapi, pembedahan
·     Informasikan tentang dukungan sosial/ kelompok bagi klien, misalnya perkumpulan penyandang kanker mammae
Gangguan Citra Tubuh b.d kecacatan bedah
Tujuan : Klien dapat menerima keadaan dirinya setelah diberi askep selama 2x24 jam
Kriteria Hasil :
·    Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.
·    Klien dapat menerima efek pembedahan.
·     Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaannya tentang diagnosa carsinoma mammae, pengobatannya dan dampak yang diharapkan atas gaya hidup,
·     evaluasi perasaan pasien atas kehilangan mammae pada aktifitas sexual, hubungan dan citra tubuhnya,
·     berikan kesempatan pasien terhadap rasa berduka atas kehilangan mammae,
·     izinkan pasien mengungkapkan perasaan negatifnya. 
·     Tinjau ulang efek pembedahan
·     Berikan dukungan emosi klien.
·     Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya
·     Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar