CA MAMMAE
DEFINISI + KLASIFIKASI
Menurut (Erik T, 2005, hal : 39-40), Kanker payudara
adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa
ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika
benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar
(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar
getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel
kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.
Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu
penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh
Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International
Classification of Diseases (ICD) dengan
kode nomor 17.
Klasifikasi
Kanker Payudara
Berdasarkan jenis & lokasinya, yaitu :
a. Non infasif ( non infiltrative) karsinoma
·
Ductal
karsinoma in situ / karsinoma intraduktal à Kanker dini yang masih pada tempanya & belum menyebar/menyusup
keluar saluran. Saluran menjadi tersumbat & membesar seiring bertambahnya
sel kanker didalamnya.
·
Lobular
karsinoma in situ à Kanker tumbuh pada kelenjar susu, biasanya terjadi setelah
menopause. Kanker tidak dapat diraba & tidak terlilhat pada mammogram
b. Invasive (infiltrative) karsinoma
·
Medulary
karsinoma à Kanker ini berasal dari kelenjar susu. Karakteristik dari kanker
ini yaitu pola pertumbuhannya seperti rantai dengan miniml / tidak ada
deferensiasi duktus / alveolar
·
Mucinous
(koloid) karsinoma à Sekitar 2% dari semua kanker invasive biasanya muncul sebagai
massa tumor yang besar & ditemukan pada wanita yang lebih tua. Karena
komponen musinnya, selnya tidak terlihat pada pemeriksaan mikroskopik
·
Papillary
karsinoma à Ditemukan pada wanita decade ke-7 & sering menyerang wanita
non kulit putih. Ukurannya <± 3cm
·
Tubular
karsinoma à Kaker ini berasal dari kelenjar susu. Ditemukan pada wanita
perimenopause & periode awal menopause
·
Invasive
lobular karsinoma à Gambaran histopatologi meliputi sel2 kecil dengan inti yang
bulat, nucleus tidak jelas & sedikit sitoplasma. Karena pertumbuhannya
tersembunyi sehingga sulit dideteksi.
c. Kanker yang
jarang ditemukan
K. kista adenoid
|
K. sekretori
|
K. apokrin
|
K. metaplasia
|
K. sel squamos & sel spindle
|
Berdasarkan
system TNM, yaitu :
Tumor
primer (T)
|
Nodus limfe
regional (N)
|
Metastas
jauh (M)
|
|
Tx
: Tumor primer tidak dapat ditentukan
|
Nx
: Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
|
Mx
: Metastase jauh tidak dapat ditemukan
|
|
To
: Tidak terbukti adanya tumor primer
|
N0
: Tidak teraba kelenjar axila
|
M0
: Tidak ada metastase jauh
|
|
Tis
: Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
|
N1
: Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.
|
M1
: Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula
|
|
T1
: Tumor < 2 cm
–
T1a : Tumor < 0,5 cm
–
T1b : Tumor 0,5 – 1 cm
–
T1c : Tumor 1 – 2 cm
|
N2
: Teraba pembesaran kelenjar axial homolateral yang melekat satu sama lain
atau melekat pada jaringan sekitarnya.
|
||
T2
: Tumor 2 – 5 cm
|
N3
: Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
|
||
T3
: Tumor diatas 5 cm
|
|||
T4
: Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau
kulit.
|
|||
–
T4a : Melekat pada dinding dada
–
T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange, satelit
|
–
T4c : T4a dan T4b
–
T4d : Mastitis karsinomatosis
|
||
STADIUM
KANKER PAYUDARA :
1.
Stadium I :
tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran luas.
2.
Stadium IIa :
tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh. Tumor
kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
3.
Stadium IIb :
tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm
tanpa keterlibatan LN
4.
Stadium IIIa
: tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor dengan LN
terkena, tidak ada penyebaran jauh
5.
Stadium IIIb
: semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit semua tumor
dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.
6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.
(Setio W, 2000, hal : 285)
(Setio W, 2000, hal : 285)
EPIDEMIOLOGI
Kanker payudara merupakan tumor kedua
yang paling banyak ditemukan pada wanita, dengan 24.000 wanita terdiagnosis
kanker payudara di Inggris tiap tahunnya; dan 15.000 meninggal karena penyakit
ini. Sampai usia 80 tahun, risiko seumur hidup seorang wanita untuk terkena
kanker payudara adalah 1 dari 9 (Davey, 2005:173).
Angka kejadian kanker payudara terbesar di dunia
adalah di Amerika Serikat, dan, secara spesifik, dalam populasi: penduduk
Hawai, wanita kulit putih di Hawai, dan wanita kulit putih di Alameda Country,
California Utara. Wanita kulit hitam pada umumnya memiliki insidensi kanker payudara yang lebih rendah
dibandingkan dengan wanita kulit putih, akan tetapi insidensi ini cenderung
meningkat (0tto, 2005:99).
PATOFISIOLOGI
( terlampir )
FAKTOR RESIKO
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti.
Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian
kanker payudara, yaitu :
Ø
Menurut (Baughman, 2000:284-285)
& (Erik T, 2005, hal :
43-46)
1. Kanker
payudara sebelumnya à risiko
berkembangnya pada payudara yang lain meningkat 1% tiap tahun. Riwayat relatif
derajat satu meningkat risiko 2-3 kali.
2. Pemajanan
terhadap radiasi pengionan setelah pubertas & usia <30 tahun.
3.
Tinggi
melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena
kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja
membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya
berubah ke arah sel ganas.
4.
Masa
reproduksi yang relatif panjang.
a.
Menarche pada
usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
b.
Wanita
terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun).
5. Wanita yang belum mempunyai anak / Nuliparitas
atau kelahiran anak pertama setelah usia 30 tahun
Lebih lama
terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang
sudah punya anak. Fungsi hormone prolaktin adalah menstimulasi terjadinya
laktasi & ↑ sekresi progesterone yang bersifat melindungi wanita dari
kanker.
6.
Wanita gemuk à Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun
pula.
7.
Kontasepsi
hormonal à Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
8.
Faktor
genetic à Apabila terdapat BRCA
1-2, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk
terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada
umur 70 tahun.
Pada wanita
dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko
terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit
meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko
meningkat hingga 5 kali.
10. Radiasi
Eksposur
dengan radiasi ionisasi selama
atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari
beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi
berhubungan secara linier dengan dosis dan
umur saat terjadinya eksposur.
MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Otto,
2005:101) :
a.
Gejala yang paling sering terjadi
·
Masa (terutama jika keras, iregular, tidak
nyeri tekan) atau penebalan pada payudara, atau daerah aksila.
·
Rabas puting payudara, unilateral, persisten,
spontan yang mempunyai kanker payudara serosanguinosa, mengandung darah, atau
encer.
·
Retraksi ataun inversi piting susu.
·
Perubahan ukuran, bentuk atau tekstur payudara
(asimetris).
·
Pengerutan atau pelekukan kulit di sekitarnya.
·
Kulit yang bersisik di sekeliling puting susu.
b.
Gejala penyebaran lokal atau regional
Kemerahan, ulserasi, edema, atau pelebaran vena.
|
Perubahan peau d’orange (seperti kulit jeruk).
|
Pembesaran kelenjar getah bening aksila.
|
c. Bukti
metastatis
Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal.
|
Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura.
|
Peningkatan alkali fosfatase, kalsium, pindai tulang positif,
dan atau nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang.
|
Tes fungsi hati abnormal
|
Berdasarkan stadium keparahan , yaitu :
Stadium 1
· Muncul benjolan d ≤ 2cm
· Tidak timbul nyeri
· Benjolan bergerak jika ditekan
· Tidak ada pembengkakan kgb
|
Stadium 2 a – 2b
· Kelenjar berukuran 2- 5 cm
· Benjolan bergerak jika ditekan
· Mulai ada rasa nyeri karena pembengkakan
kelenjar
|
Stadium 4
· Benjolan berukuran tidak menentu
· Sudah menyebar kemana-mana
· inflamasi & nyeri (Pembengkakan kgb)
· Keluar cairan aneh
· Terasa nyeri pada tulang & ↓ BB
|
Stadium 3a – 3b
· Benjolan berukuran d > 5 cm
· Benjolan mulai tidak dapat bergerak /
menetap
· Terasa nyeri / pembengkakan kgb
|
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan
lengkap payudara sendiri dibagi atas beberapa tahap:
1. Melihat à Tanggalkan seluruh pakaian bagian atas. Berdirilah di depan cermin
dengan kedua lengan tergantung lepas, di dalam ruangan yang terang untuk
mengetahui adanya tumor yang terletak dekat dengan kulit. Perhatikan :
Apakah
puting/kulitnya ada yang lecet?
|
Apakah
bentuk dan ukurannya kanan dan kiri simetris?
|
Apakah
bentuknya membesar/mengeras?
|
Apakah
kulitnya tampak kemerahan? Kebiruan? Kehitaman?
|
Apakah
arah putingnya lurus ke depan? Atau berubah arah?
|
Apakah
kulitnya tampak menebal dengan pori-pori melebar (kulit jeruk)?
|
Apakah
putingnya tertarik ke dalam?
|
Apakah
permukaan kulitnya mulus, tidak tampak adanya kerutan/cekungan?
|
Ulangi semua pengamatan di atas dengan
posisi kedua tangan lurus ke atas serta kedua tangan di pinggang, dada
dibusungkan, kedua siku ditarik ke belakang.
2.
Memijat à Dengan
kedua belah tangan, secara lembut pijat payudara dari tepi hingga ke puting,
untuk untuk mengetahui ada-tidaknya cairan yang keluar dari puting susu
(seharusnya tidak ada, kecuali Anda sedang menyusui).
3.
Meraba
Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang
kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan
telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian
periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri. Periksa
dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba
dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila
ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat
dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau
lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar
kemungkinan untuk sembuh secara sempurna.
4.
Meraba Ketiak à Setelah
itu raba ketiak dan area di sekitar payudara untuk mengetahui adanya benjolan
yang diduga suatu anak sebar kanker. Bila dalam
pemeriksaan payudara sendiri ini Anda menemukan suatu kelainan (misal benjolan,
sekecil apa pun), segera periksakan ke dokter.
v
Tes Gen
Her2
Jenis tes yang baru menyertakan juga
tes gen HER2 (human epidermal growth
factor receptor-2) untuk tumor. Gen ini berhubungan dengan pertumbuhan sel
kanker yang agresif. Pasien dikatakan HER2-positif jika pada tumor ditemukan
HER2 dalam jumlah besar. Kanker dengan HER2-positif dikenal sebagai bentuk
agresif dari kanker payudara dan memiliki perkiraan perjalanan penyakit yang
lebih buruk daripada pasien dengan HER2-negatif. Diperkirakan satu dari empat sampai lima pasien dengan
kanker payudara tahap akhir memiliki HER2-positif.
Menurut (Michael D, dkk, 2005, hal : 15-66)
·
Mammagrafi,
yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini
mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
·
Ultrasonografi,
biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
·
CT. Scan à diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
·
Sistologi
biopsi aspirasi jarum halus
·
Pemeriksaan
hematologic à cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah
dengan sendimental dan sentrifugis darah.
Menurut (Otto,
2005:104), Kanker payudara dapat didiagnosis berdasarkan evaluasi sitologis
(sel) atau histologis (jaringan).
·
Aspirasi jarum halus (AJH) à sitologi dilakukan dengan mudah jika
masa dapat dipalpasi.
·
Biopsi jarum ini (core needle biopsy)
menentukan inti jaringan dari masa yang utama.
·
Biopsi insisional dilakukan jika masa
berukuran besar, dan hanya melibatkan pengangkatan sebagian masa.
·
Biopsi eksisional meliputi pengangkatan
seluruh masa dan batas jaringan yang normal di sekitarnya. Masa yang tidak
dapat dipalpasi yang dideteksi dengan mamografi juga dapat diangkat dengan
biopsi eksisional (biopsi lokalisasi jarum).
PENATALAKSANAAN MEDIS
Menurut (Otto, 2005:105-109) :
1. Prosedur Bedah
Pertimbangan dilakukannya
pembedahan berdasarkan Ukuran
tumor, Lokasi tumor, Ukuran payudara, Pilihan dan pertimbangan pasien.
·
Lumpektomi (atau eksisi; tumorektomi) – tumor
diangkat dan bagian terbesar payudara tidak diangkat.
·
Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan
penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan
jaringan yang luas dengan kulit yang terkena).
·
Kuadranektomi – seluruh kuadran payudara yang
mengandung tumor diangkat bersama kulit dan tepi otot pektoralis mayor.
·
Mastektomi totalis – seluruh jaringan
payudara, termasuk kompleks puting susu dan areola mamae dan tepi otot
pektoralis mayor diangkat. Tidak dilakukan diseksi kelenjar getah bening
aksila. Dinding toraks tidak diangkat.
·
Mastektomi radikal modifikasi – Mastektomi radikal à Seluruh payudara, otot pektoralis
mayor dan minor dibawahnya seluruh isi aksial, Mastektomi radikal yang diperluas à Sama
seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.
2. Terapi Radiasi / Penyinaran
Radioterapi eksternal dimulai 2-4
minggu setelah penyembuhan jaringan bekas eksisi luas dan diseksi kelenjar
getah bening aksila yang cukup baik. Rencana terapi dilakukan untuk menjamin
homogenitas dosis dengan kemampuan mempertahankan pasien pada posisi tertentu
penggunaan alat-alat bervoltase tinggi. Setiap daerah harus diterapi setiap
hari, Senin sampai Jumat, sampai mencapai dosis total 4.500 sampai 5.000 cGy
dengan 180 sampai 200 cGy per fraksi. Prosedur ini biasanya memakan waktu 4-5
minggu. Radiasi dengan elektron dan implantasi iridium 192 juga dapat
digunakan.
3. Terapi Sistemik
Terapi sistemik kanker payudara
meliputi penggunaan kemoterapi atau manipulasi endokron untuk mengobati pasien
dengan:
·
Penyebaran kelenjar getah bening aksila.
·
Prognosis buruk pada penyakit tanpa kelenjar
yang terkena.
·
Penyakit lokal regional yang telah berkembang
jauh.
·
Metastasis jauh.
Terapi spesifik yang dianjurkan
dipengaruhi oleh faktor prognostik, dan keadaan kesehatan pasien secara umum.
Dosis dan durasi terapi yang digunakan berbeda-beda. Zat-zat yang sering
dipakai untuk pengelolaan kanker payudara :
CMF
|
FAC/CAF
|
CMF ± VP
|
siklofosfamid
(Cytoxan) , Metotreksat , 5-fluorourasil (5-FU)
|
5-FU,Sitoksan, Doksorubisin (Adriamycin)
|
Sitoksan, Metotreksat, 5-FU, Vinkristin, Prednison
|
a.
Terapi
Endokrin Adjuvan
Tamoxifen menghambat kekambuhan pada
pasien kanker payudara pasca-menopause. Pada penelitian pada pasien tanpa
terkenanya kelenjar getah bening, tamoksifen juga mengurangi insidensi kanker
pada payudara sisi sebelahnya. Akan tetapi, pada pasien pasca-menopause, risiko
jangka panjang akan penggunaan tamoksifen sekunder terhadap abnormalitas
endokrin tidak diketahui dengan pasti. Durasi optimal terapi juga belum dapat
ditentukan.
b.
Manipulasi
Hormonal
Pasien dengan reseptor positif,
memberikan respons sebesar 50% sampai 60%, sedangkan pasien dengan reseptor
negatif hanya menunjukkan respons sebesar 10%. Berbagai pendekatan endokrin
dapat dibagi menjadi terapi aditif atau ablatif.
·
Terapi ablatif melalui ooforektomi bilateral,
radiasi, atau pemberian agonis atau antagonis LHRH (Luteinizing
Hormone-Releaseing Hormone).
·
Terapi antietrogen (tamoksifen).
·
Terapi aditif (estrogen, androgen, dan
progestin).
ASUHAN KEPERAWATAN KELAINAN GYNAECOLOGY
PENGKAJIAN
1.
Data biografi
/biodata à Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain :
nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
2.
Riwayat
keluhan utama à adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit
berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
3.
Riwayat
kesehatan masa lalu à Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya,
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .
4.
Pengkajian
fisik meliputi à Keadaan umum, Tingkah laku, BB dan TB, Pengkajian head to toe
5.
Pemeriksaan laboratorium
:
·
Pemeriksaan
darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit meningkat jika
ada penyebaran ureum dan kreatinin.
·
Pemeriksaan
urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
·
Tes
diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah sinar X,
ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.
6.
Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :
·
Nutrisi à Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan,
makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk
RS.
·
Eliminasi à Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan
sesudah masuk RS.
·
Istirahat dan tidur à Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.
·
Personal hygieneà Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari, Frekuensi
mencuci rambut dalam seminggu, Dikaji sebelum dan pada saat di RS
·
Identifikasi
masalah psikologis, sosial dan spiritual à Status psikologis
Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.
Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.
·
Status social
à Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan
masyarakat lain
·
Kegiatan
keagamaan à Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.
ANALISA DATA
DATA
|
ETIOLOGI
|
DIAGNOSA
|
DO : Klien mengeluh nyeri pada sekitar
payudara sebelah kiri menjalar ke kanan, Klien
nampak meringis, Klien
nampak sesak, Nampak luka di
verban pada payudara sebelah kiri
|
Pembentukan sel
kanker / neoplasma ganas à membatasi lobus
mamae
↓
>ukuran, >penyebaran sel, > pembengkakan kgb
↓
Menekan ujung2 syaraf & inflamasi
↓
Timbul rasa nyeri
|
Nyeri b.d adanya penekanan massa tumor.
|
DO : klien
tampak takut melihat anggota tubuhnya, tampak
ekspresi wajah klien murung.
|
Pembentukan sel
kanker / neoplasma ganas à membatasi lobus
mamae
↓
>ukuran, >penyebaran sel, > pembengkakan kgb
↓
Ukuran mamae
abnormal
↓
Timbul rasa cemas
|
Ansietas b.d perubahan gambaran tubuh
|
DO :Klien
jarang bicara dengan pasien lain, Klien nampak murung & malu dengan
keadaan dirinya
|
Pembentukan sel
kanker / neoplasma ganas à membatasi lobus
mamae
↓
>ukuran, >penyebaran sel, > pembengkakan kgb
↓
Ukuran mamae
abnormal & asimetris
↓
Efek samping
penatalaksanaan à alopesia
|
Gangguan
Citra Tubuh b.d kecacatan bedah
|
PERENCANAAN INTERVENSI
DIAGNOSA
|
TUJUAN & KH
|
INTERVENSI
|
Nyeri
berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
|
Tujuan :
Nyeri berkurang dalam waktu 1 x 24 jam
Kriteria
hasil :
·
Klien
mengatakan nyeri berkurang atau hilang
·
Nyeri
tekan berkurang
·
Ekspresi
wajah tenang
·
Klien
tampak rileks, dapat tidur dan istirahat dengan tepat
|
· Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat
nyeri, lokasi dan penyebaran.
· Pantau tanda-tanda vital klien
· Beri individu kesempatan untuk istirahat
siang dan dengan waktu tidur yang tidak terganggu pada malam hari (Harus
istirahat bila nyeri mereda)
· Ajarkan tindakan pereda nyeri non invasif
a.
Relaksasi
-
Beri tahu
teknik untuk menurunkan ketegangan otot rangka yang dapat menurunkan
intensitas nyeri.
-
Tingkatkan
relaksasi pijat punggung, masase, atau mandi air hangat.
-
Ajarkan
strategi relaksasi khusus (misal : bernapas perlahan, teratur, atau nafas
dalam, kepalkan tinju, menguap)
b.
Stimulasi kutan
-
Jelaskan
manfaat terapeutik dari preparat mentol/pijat punggung
· Bicarakan dengan individu dan keluarga
penggunaan terapi distraksi serta metode pereda nyeri lain.
· Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
analgesik.
|
Ansietas berhubungan
dengan perubahan gambaran tubuh
|
Tujuan
: Kecemasan dapat berkurang setelah diberikan askep selama 3 X 24 jam
Kriteria Hasil
:
· Klien tampak tenang
· Mau berpartisipasi dalam program terapi
|
· Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya..
·
Dorong dan
dukung klien untuk menyadari dan berusaha menerima diagnosa
·
Diskusikan
tanda dan gejala depresi.
· Diskusikan kemungkinan untuk bedah
rekonstruksi atau pemakaian prostetik.
· Beri informasi tentang hasil-hasil lab dan
perkembangan penyakit klien, serta treatment yang mungkin, seperti
kemoterapi, radioterapi, pembedahan
· Informasikan tentang dukungan sosial/
kelompok bagi klien, misalnya perkumpulan penyandang kanker mammae
|
Gangguan
Citra Tubuh b.d kecacatan bedah
|
Tujuan
: Klien dapat menerima keadaan dirinya setelah diberi askep selama 2x24 jam
Kriteria Hasil :
· Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.
· Klien dapat menerima efek pembedahan.
|
·
Anjurkan
pasien untuk mengungkapkan perasaannya tentang diagnosa carsinoma mammae,
pengobatannya dan dampak yang diharapkan atas gaya hidup,
·
evaluasi
perasaan pasien atas kehilangan mammae pada aktifitas sexual, hubungan dan
citra tubuhnya,
·
berikan
kesempatan pasien terhadap rasa berduka atas kehilangan mammae,
·
izinkan
pasien mengungkapkan perasaan negatifnya.
·
Tinjau
ulang efek pembedahan
·
Berikan
dukungan emosi klien.
·
Diskusikan
dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya
· Anjurkan keluarga klien untuk selalu
mendampingi klien.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar