BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kehamilan kembar mempengaruhi ibu dan janin,
diantaranya adalah kebutuhan akan zat-zat ibu bertambah sehingga dapat
menyebabkan anemia dan defisiensi zat-zat lainnya, pengaruh terhadap janin
yaitu usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada
kehamilan kembar : 25% pada gemelli, 50% pada triplet, 75% pada quadruplet,
yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya bayi
premature akan tinggi. Persalinan dengan kehamilan kembar memiliki resiko lebih
tinggi dari pada persalinan satu janin ( Tunggal ). Semakin banyak jumlah janin
yang dikandung ibu, semakin tinggi resiko yang akan ditanggung ibu.
Pada
umumnya, kehamilan dan persalinan membawa resiko bagi janin. Bahaya bagi ibu
tidak sebegitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan
pengawasan dan perhatian khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu
dan janin. Frekuensi kehamilan kembar juga meningkat dengan paritas ibu. Dari
angka 9,8 per 1000 persalinan untuk primipara frekuensi kehamilan kembar naik
sampai 18,9 per 1000 untuk oktipara. Keluarga tertentu mempunyai kecenderungan
untuk melahirkan bayi kembar, walaupun pemindahan sifat herediter kadang-kadang
berlangsung secara paternal, tetapi biasanya hal itu terjadi secara maternal dan pada umumnya
terbatas pada kehamilan dizigotik. (Ilmu Kebidanan, 2002)
TUJUAN
1.
Mahasiswa dapat
memahami definisi Gemeli
2.
Mahasiswa dapat
memahami klasifikasi Gemeli
3.
Mahasiswa dapat
mengetahui epidemiologi Gemeli
4.
Mahasiswa dapat
mengetahui faktor resiko Gemeli
5.
Mahasiswa dapat
memahami patofisiologi Gemeli
6.
Mahasiswa dapat
memahami manifestasi Gemeli
7.
Mahasiswa dapat
memahami pemeriksaan diagnostik Gemeli
8.
Mahasiswa dapat
memahami penatalaksanaan medis Gemeli
BAB II
TEORI DAN KONSEP
DEFINISI GEMELI
Kehamilan
ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih intrauteri. (Manuaba, 2007). Kehamilan
ganda adalah suatu kehamilan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau janin
sekaligus. (Hidayati, 2009)
Kehamilan
kembar atau kehamilan ganda (hamil dengan lebih dari satu bayi) secara umum
bisa disebabkan penggunaan obat untuk fertilitas (kesuburan) secara terus
menerus atau memiliki keturunan gen kembar. (Siswosuharjo, 2009)
Kehamilan
gemelli ialah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Sebagian besar kehamilan kembar ialah kembar dua atau
gemelli. Selain itu dengan banyaknya jumlah janin, dinamakan triplet, kuadruplet, quintuplet, sextuplet, dan septuplet. (Cunningham, 2005)
KLASIFIKASI GEMELI
1.
Gemelli dizigotik = kembar
dua telur , heterolog, biovuler dan praternal :
Kedua telur berasal dari :
- 1 ovarium dan daridua folikel de graff;
- 1 ovurium dan dari 1 folikelde graff;
- 1 dari ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri.
v Conjoined twins, superfekkundasi 2 superfetasi
Conjoined
twins atau kembar siam adalah kembar dimana janin melengket satu dengan yang
lainnya. misalnya torakopagus (dada dengan dada), abdominopagus (perlengketan
antara kedua abdomen) kraniopagus (kedua kepala) dan sebagainya. banyak kembar
siam telah dapat dipisahkan setara operatif dengan berhasil.
Superfekundasi
adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan dalam ovulasi yang sama pada dua
kali koitus yang dilakukan pada jarak waktu yang pendek. hal ini dilaporkan
oleh archer (1910) seorang wanita kulit putih melakukan koitus berturut-turut
dengan seorang kulit putih dan kemudian dengan pria negro melahirkan bayi
kembar : satu bayi putih dan satu bayi negro (mulato). Superfetasi adalah
kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu atau bulan setelah kehamilan
pertama. belum pernah dibuktikan pada manusia, namun dapat ditemukan pada kuda.
2.
Gemelli monozigotik = kembar
satu telur, homolog, uniovuler, identik dapat terjadi karena :
- Satu telur dengan 2 inti,hambatan pada tingkat blastula :
- Hambatan pada tibgkat segmentasi
- Hambatan setelah amnian dibentuk,tetapi sebelum primitive steak.
Kira-kira
sepertiga kembar adalah monozigotik,dan dua pertiga lainnya adalah dizigotik.
Perbedaan ciri, sifat dan lain-lainnya antara kembar monozigotik dan
zigotik (satu telur dan dua telur) :
Perbedaan
|
Kembar
Monozigot
|
Kembar
Dizigot
|
Plasenta
|
1
(70%)
2 (30%)
|
2 (_+
100%)
|
Khorium
|
1(70%)
2 (30%)
|
2 (_+ 100%)
|
Amnion
|
1
(70%)
2 (30%)
|
2 (_+ 100%)
|
Tali
pusat
|
2
|
2
|
Sirkulasi
darah janin
|
Bersekutu
|
Terpisah
|
Jenis
kelamin
|
Sama
|
Sama atau tidak
|
Kupa
dan sifat
|
Sama
|
Agak
berlainan
|
Mata,
kuping, gigi, kulit
|
Sama
|
Berbeda
|
Ukuran
antropologik
|
Sama
|
Berbeda
|
Sidik
jari
|
Sama
|
Berbeda
|
Cara
pegangan
|
bisa sama,
Bisa satu kidal, Yang lain kanan
|
sama, bisa
dua-duanya kanan
|
EPIDEMIOLOGI GEMELI
Insiden kehamilan kembar adalah sekitar satu dalam setiap 80 kelahiran,
dan kehamilan kembar tiga adalah 80 kali dalam setiap 6400 kelahiran. Suku
bangsa berpengaruh terhadap kehamilan ganda, di AS lebih banyak dijumpai pada
wanita Negro dibandingkan kulit putih. Angka tertinggi kehamilan ganda dijumpai
di Finlandia dan ternedah di Jepang. Pada primipara didapatkan angka 9,8 per
1000 dan pada multipara naik menjadi 18,9 per 1000 persalinan.
Beberapa tahun belakangan kehamilan kembar atau lebih ari satu sedang
meningkat. Antara tahun 1980-1997, jumlah kelahiran kembar meningkat 52% dan
jumlah kelahiran triplet serta kelahiran dengan janin yang jumlahnya lebih
besar lagi melonjak hingga 40,4 %. Secara umum, hal ini terjadi karena semakin
luasnya penggunaan teknologi reproduksi dalam penatalaksanaan infertilitas.
Angka kejadian kembar mendekati 1 dari 90 kehamilan di Amerika Utara.
Insidennya lebih tinggi lagi di Afrika, dengan angka kejadian 1 dari 20
kelahiran di Nigeria. Kembar jarang terjadi di Asia. Misal seperti di Jepang,
kembar hanya terjadi sekali dalam setiap 155 kelahiran. Kembar monozigotik
terjadi paa 2,3-4 per 1000 kehamilan pada semua jenis suku bangsa, 30% dari
semua jenis kehamilan kembar.
ETIOLOGI GEMELI
1. Kembar Monozigotik
Kembar
monozigotik atau identik, muncul dari suatu ovum tunggal yang dibuahi yang
kemudian membagi menjadi dua struktur yang sama, masing-masing dengan potensi
untuk berkembang menjadi suatu individu yang terpisah. Hasil akhir dari proses
pengembaran monozigotik tergantung pada kapan pembelahan terjadi, dengan uraian sebagai berikut:
·
Apabila pembelahan terjadi didalam 72 jam
pertama setelah pembuahan, maka dua embrio, dua amnion serta dua chorion akan
terjadi dan kehamilan diamnionik dan di chorionik. Kemungkinan terdapat dua
plasenta yang berbeda atau suatu plasenta tunggal yang menyatu.
·
Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4
dan ke-8 maka dua embrio akan terjadi, masing-masing dalam kantong yang
terpisah, dengan chorion bersama, dengan demikian menimbulkan kehamilan kembar
diamnionik, monochorionik.
·
Apabila terjadi sekitar 8 - 13 hari setelah pembuahan dimana amnion telah
terbentuk, maka pembelahan akan menimbulkan dua
embrio dengan kantong amnion bersama, atau kehamilan kembar monoamnionik,
monochorionik.
·
Apabila pembuahan terjadi lebih belakang lagi (setelah hari ke-13), yaitu setelah lempeng embrionik
terbentuk, maka pembelahannya tidak lengkap dan terbentuk kembar yang menyatu.
2. Kembar Dizigot
Dizigotik,
atau fraternal, kembar yang ditimbulkan dari dua ovum yang terpisah. Kembar
dizigotik terjadi dua kali lebih sering daripada kembar monozigotik dan
insidennya dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain yaitu ras, riwayat
keluarga, usia maternal, paritas, nutrisi dan terapi infertilitas. Sebagian besar kehamilan kembar dizigotik mempunyai ciri-ciri yaitu
jenis kelamin mungkin berbeda, golongan darah mungkin berbeda, cap kaki dan
tangan tidak sama, dan dalam bentuk 2 plasenta, 2 chorion, dan 2 amnion.
FAKTOR RESIKO GEMELI
1. Faktor ras
Frekuensi kelahiran janin multiple memperlihatkan variasi yang nyata
diantara berbagai ras yang berbeda. Myrianthopoulos (1970) mengidentifikasi
kelahiran ganda terjadi 1 diantara 100 kehamilan kehamilan pada orang kulit
putih, sedangkan pada orang kulit hitam 1 diantara 80 kehamilan.
Pada kawasan di Afrika, frekuensi terjadinya kehamilan ganda sangat
tinggi. Knox dan Morley (1960) dalam suatu survey pada salah satu masyarakat
pedesaan di Nigeria, mendapatkan bahwa kehamilan ganda terjadi sekali pada
setiap 20 kelahiran, kehamilan pada orang Timur atau Oriental tidak begitu
sering terjadi. Perbedaan ras yang nyata ini merupakan akibat keragaman pada
frekuensi terjadinya kehamilan kembar dizigot. Perbedaan kehamilan ganda ini
disebabkan oleh perbedaan tingkat Folikel Stimulating Hormone yang akan
mengakibatkan multiple ovulasi.
2. Faktor keturunan
Sebagai penentu kehamilan ganda genotip ibu jauh lebih penting dari
genotip ayah. White dan Wyshak (1964) dalam suatu penelitian terhadap 4000
catatan mengenai jemaat gereja kristus orang-orang kudus hari terakhir,
menemukan bahwa para wanita yang dirinya sendiri dizigot dengan frekuensi 1 per
58 kelahiran. Namun, wanita yang bukan kembar tapi mempunyai suami kembar
dizigot, melahirkan bayi kembar dengan frekuensi 1 per 116 kehamilan. Lebih
lanjut, dalam analisis Bulmer (1960) terhadap anak-anak kembar, 1 dari 25 (4%)
ibu mereka ternyata juga kembar, tetapi hanya 1 dari 60 (1,7%) ayah
mereka yang kembar, keterangan didapatkan bahwa salah satu sebabnya adalah
multiple ovuasi yang diturunkan.
3. Faktor umur dan paritas
Untuk peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau paritas sampai
dengan 7, frekuensi kehamilan ganda akan meningkat. Kehamilan ganda dapat
terjadi kurang dari sepertiga pada wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran anak
sebleumnya, bila dibandingkan dengan wanita yang berusia diantara 35 sampai 40
tahun dengan 4 anak atau lebih. Di Swedia, Petterson dkk (1976), memastikan
peningkatan yang nyata pada angka kehamilan ganda yang berkaitan dengan
meningkatnya paritas. Dalam kehamilan pertama, frekuensi janin kembar adalah
1,3% dibandingkan dengan kehamilan keempat sebesar 2,7%.
4. Faktor nutrisi
Nylander (1971) mengatakan bahwa peningkatan kehamilan ganda berkaitan
dengan status nutrisi yang direfleksikan dengan berat badan ibu. Ibu yang lebih
tinggi dan berbadan besar mempunyai resiko hamil ganda sebesar 25-30%
dibandingkan dengan ibu yang lebih pendek dan berbadan kecil. McGillivray
(1986) juga memaparkan bahwa kehamilan dizigotik lebih sering ditemui pada
wanita berbadan besar dan tinggi dibandingkan pada wanita pendek dan bertubuh
kecil.
5. Faktor
terapi infertilitas
Induksi ovulasi dengan menggunakan FSH plus chorionic gonadotropin atau
chlomiphene citrate menghasilkan ovulasi ganda. Insiden kehamilan ganda seiring
penggunaan gonadotropin sebesar 16-40%, 75% kehamilan dengan dua janin
(Schenker & co-workers, 1981). Tuppin dkk (1993) melaporkan dari Prancis,
insiden persalinan gemelli dan triplet terjadi karena induksi ovulasi dengan
terapi human menopause gonadotropin (hMG). Faktor resiko untuk kehamilan ganda
setelah ovarium distimualsi dengan hMG berpengaruh terhadap peningkatan jumlah
estradiol dan injeksi chorionic gonadotropin pada saat bersamaan akan
berpengaruh terhadap karakteristik sperma, meningkatkan konsenterasi dan
motilitas sperma (Dickey, dkk 1992, Pasqualato dkk,1999). Induksi ovulasi
meningkatkan insiden kehamilan ganda dizigotik dan monozigotik.
6. Faktor assisted reproductive
technology (ART)
Teknik ART didesain untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan, dan juga
meningkatkan kemungkinan kehamilan ganda. Pasien pada kasus ini, pembuahan
dilakukan melalui teknik fertilisasi in vitro dengan melakukan seleksi terhadap
ovum yang benar-benar berkualitas baik, dan dua dari empat embrio ditransfer
kedalam uterus. Pada umumnya, sejumlah embrio yang ditransfer kedalam uterus
maka sejumlah itulah akan berisiko kembar dan meningkatkan kehamilan ganda.
PATOFISIOLOGI GEMELI
(terlampir)
MANIFESTASI KLINIS GEMELI
·
Pada kehamilan kembar distensi uterus
berlebihan, sehingga melewati batas toleransinya dan seringkali terjadi partus
prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya janin pada
kehamilan kembar.
·
Kebutuhan ibu akan
zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga dapat menyebabkan
kenaikan berat badan lebih cepat, anemia dan penyakit defisiensi lain.
·
Merasakan gerakan bayi
dibanyak tempat pada perut ibu hamil.
·
Keluhan sesak nafas,
mual dan muntah lebih berat dirasakan
daripada kehamilan dengan bayi tunggal.
·
Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali
lebih besar pada kehamilan kembar daripada kehamilan tunggal.
·
Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga
dilaporkan lebih sering pada kehamilan kembar.
·
Penambahan BB ibu yang mencolok yang tidak disebabkan oleh edema
atau obesitas
·
Terabanya 2 kepala, 2 bokong, dan satu/2 punggung
·
Terdengar 2 denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan
kecepatan paling sedikit 10 denyut per menit
·
Banyak bagian kecil teraba
·
Pada umumnya D/ kehamilan triplet, kuadruplet, dan selebihnya hanya dapat ditentukan secara rontgenologik
·
USG : dapat lebih diketahui.
·
Timbul tanda gejala lain seperti :
Sesak nafas
|
Sering BAK
|
Gerakan janin banyak
|
Edema varises
|
Hiperemesis
|
Preeklampsi-eklampsia
|
Hidramnion
|
Kenaikan berat badan
|
Uterus lebih besar
|
Mual muntah berlebihan
|
Keluhan kehamilan lebih berat
|
varises pada tungkai bawah dan vulva.
|
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK GEMELI
Untuk
menegakkan diagnosis, perlu dilakukan pemeriksaan dengan berhubungan dengan dugaan kehamilan ganda, yaitu :
1.
Anamnesis
Anamnesis
yang dibutuhkan dalam menegakkan diagnosis kehamilan kembar adalah riwayat adanya keturunan kembar dalam
keluarga, telah mendapat pengobatan infertilitas,
adanya uterus yang cepat membesar: fundus uteri > 4 cm dari amenorea, gerakan anak yang terlalu ramai dan
adanya penambahan berat badan ibu menyolok yang tidak disebabkan obesitas atau edema.
2.
Inspeksi dan palpasi
Pada
pemeriksaan pertama dan ulangan ada kesan uterus lebih besar dan lebih cepat
tumbuhnya dari biasa. Banyak bagian kecil teraba. Teraba 3 bagian besar janin.
Teraba 2 balotemen. TFU > usia kehamilan perlu dicurigai :
Hamil kembar
|
Lupa hari
pertama haid terakhir (HPHT)
|
Kandung kemih
yang penuh
|
Hamil dengan
mioma uteri
|
Hidramnion,
Janin dengan makrosomia
|
Mola hidatidosa
|
3.
Auskultasi
Terdengar
2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang berbeda dengan perbedaan kecepatan
sedikitnya 10 denyut permenit atau lebih bila dihitung bersamaan terdapat
selisih 10 sama jelasnya.
4.
VT Ã Kemungkinan teraba kepala dalam rongga panggul,
di atas shympisis masih teraba bagian besar janin.
5. Pemeriksaan klinik gejala-gejala dan
tanda-tanda
Adanya
cairan amnion yang berlebihan dan renggangan dinding perut menyebabkan diagnosis dengan palpasi menjadi
sukar. Lebih kurang 50 % diagnosis kehamilan ganda dibuat secara tepat jika berat satu janin kurang dari 2500
gram, dan 75 % jika berat
badan satu janin lebih dari 2500 gram. Untuk menghindari kesalahan diagnosis, kehamilan ganda perlu dipikirkan bila
dalam pemeriksaan ditemukan hal-hal berikut; besarnya uterus melebihi lamanya amenorea, uterus tumbuh lebih
cepat dari kehamilan normal, banyak bagian kecil
teraba, teraba tiga bagian besar, dan teraba dua balotemen, serta terdengar 2 DJJ dengan perbedaan 10 atau
lebih.
6. Pemeriksaan USG
Berdasarkan
pemeriksaan USG dapat terlihat 2 bayangan janin atau lebih dengan 1atau 2 kantong amnion. Diagnosis
dengan USG sudah setelah kehamilan 6-8 minggu
dapat menentukan diagnosis akurat jumlah janin pada uterus dari jumlah kantong gestasional yang terlihat.
7. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan
dengan rotgen sudah jarang dilakukan untuk mendiagnosa kehamilan ganda karena cahaya penyinaran. Diagnosis pasti kehamilan kembar ditentukan dengan teraba dua
kepala, dua bokong, terdengar
dua denyut jantung janin, dan dari pemeriksaan ultrasonografi. Diagnosis diferensial :
Kehamilan
tunggal dengan janin besar
|
Molahidatidosa
|
Hidramnion
|
Kehamilan
dengan tumor
|
8. Rontgen
foto abdomen à Tampak gambaran 2
janin, lebih jelas
pada usia kehamilan > 7 bulan.
9. Elektrokardiogram
total à Terdapat gambaran
2 EKG yang berbeda dari kedua janin.
10. Reaksi
kehamilan
Karena pada hamil kembar umumnya
plasenta besar atau ada 2 plasenta, maka produksi HCG akan tinggi, jadi titrasi
reaksi kehamilan bisa positif, kadang-kadang sampai 1/200. Hal ini dapat
dikacaukan dengan mola hidatidosa. Kadangkala
diagnosa baru diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar dan
ternyata ada satu janin lagi dalam rahim. Kehamilan kembar sering terjadi
bersamaan dengan hidramnion dan toksemia gravidarum.
KOMPLIKASI GEMELI
v Terhadap Ibu
·
Kebutuhan akan zat-zat bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan
defisiensi zat-zat lainnya.
·
Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali lebih besar.
·
Frekuensi terjadinya hipertensi kehamilan, preeklamsia, dan eklamsia
meningkat..
·
Karena uterus yang besar ibu mengeluh sesak napas, sering miksi, serta
terjadi edema dan varises pada tungkai dan vulva.
·
Dapat terjadi inersia uteri, perdarahan post partum, dan solusio
plasenta setelah anak pertama lahir.
·
Resiko terjadinya abortus lebih meningkat.
·
Angka kejadian SC meningkat.
·
Perdarahan antepartum karena solution plasenta meningkat.
·
Perdarahan postpartum karena atonia uteri meningkat akibat overdistensi
uterus.
v Terhadap Janin
·
Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada
kehamilan kembar yaitu 25% pada gemeli, 50% pada triplet, 75% pada quadruplet
akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. kemungkinan terjadinya beyi premature
akan tinggi.
·
Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasenta, maka angka
kematian bayi kedua tinggi.
·
Sering terjadi kesalahan letak janin, yang akan mempertinggi angka
kematian janin.
Persalinan preterm (UK <37 minggu).
|
Malpresentasi
|
Hidramnion
|
Morbiditas & mortalitas perinatal meningkat
|
Kelainan kongenital
|
Kembar siam
|
Retensi janin kedua
|
Asfiksia
|
Interloking
|
Pertumbuhan janin terhambat
|
Ketuban pecah dini
|
Prolapsus funikuli
|
v Pengaruh pada Persalinan
·
Terjadi inersia uteri primer-sekunder.
·
Persalinan memanjang, kelainan letak janin sehingga memerlukan tindakan
operasi.
·
Terjadi ketuban pecah saat belum inpartu, permukaan kecil.
·
Terjadi prolapsus tali pusat.
·
Persalinan sulit sampai interlooking.
·
Terjadi solutio plasenta.
PENATALAKSANAAN MEDIS GEMELI
Penanganan Kehamilan
1.
Sebelum Hamil
Resiko
hamil kembar pada wanita dengan pemicuan ovulasi 20%-40% diberitahukan saat
konseling. Kejadian hamil kembar pada bayi tabung sangat tergantung pada jumlah
embrio yang ditransfer ke dalam rahim. untuk mengurangi resiko hamil kembar
sebaiknya jumlah embrio yang ditransfer dikurangi.
2.
Waktu Hamil
·
ANC lebih sering, setiap 1 minggu setelah usia
kehamilan 20 minggu.
·
Fe dan asam folat diberikan mulai trimester 1.
·
Kadar Hb diperiksa setiap 3 bulan.
·
Apabila besar kemungkinan persalinan preterm
dianjurkan untuk banyak istirahat sejak usia kehamilan 28 minggu.
·
Hindari koitus dalam 3 bulan terakhir.
·
Diagnosis dini dapat menghindari komplikasi
yang sering timbul, adanya kelainan kongenital dan kembar siam dpat ditegakkan
pada usia kehamilan 19-20 minggu.
v Menurut Rustam, (1998)
·
Perawatan
prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi yang timbul dan bila diagnosisi telah ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih sering x seminggu
pada kehamilan lebih dari 32 minggu.
·
Setelah
kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh lebih baik dihindari karena
akan merangsang partus prematurus.
Penanganan persalinan
Waktu Partus atau Persalinan
·
Persalinan harus dilakukan di rumah sakit.
·
Induksi persalianan apabila ada hipertensi.
·
Sebaiknya dipasang infus saat partus dimulai.
·
Pemantaun dengan CTG pada persalinan
pervaginam.
·
Kalau tidak mungkin dilakukan terus menerus,
maka ada yang menganjurkan untuk melakukan SC.
·
Berikan antibiotik, ampisillin 2g/iv per 6 jam
apabila ada persalinan preterm.
·
Induksi persalinan dengan tetesan pitosin
bukan kontraindikasi.
·
Pada kembar 3, dianjurkan dilakukan SC untuk
mengurangi asfiksia dan kematian perinatal.
·
Tali pusat dijepit dengan cermat, kemungkinan
peredaran darah kedua anak bersatu, anak kedua dapat mengalami perdarahan dari
tali pusat anak pertama.
·
Apabila his lama tidak muncul, pasang infus
oksitosin.
·
Setelah anak petama lahir, cek DJJ anak kedua.
Jika meningkat kemungkinan solusio plasenta atau tali pusat menumbung.
·
Jika anak kedua letak memanjang lakukan versi
luar, amniotomi.
·
Jika anak kedua belum lahir ½ jam setelah anak
pertama lahir maka lahirkan dengan persalinan bauatan (forsep atau versi
ekstraksi).
·
Segera setelah anak kedua lahir, berikan 10 IU
oksitosin IM, perhatikan fundus. Setelah plasenta lahir, berikan metil
ergometrin dan bila perlu infus 10 IU oksitosin dalam 500 cc dextrose.
·
Indikasi Persalianan secara SC
Indikasi
SC Absolut
|
Indikasi
SC Relatif
|
·
Kembar monoamniotik.
·
Kembar siam (conjoined twins).
·
Bayi pertama dalam presentasi bokong
kaki.
·
Letak plasenta yang tidak nomal
seperti plasenta previa.
·
Lebih dari 2 janin.
|
·
Janin pertama dalam presentasi
bokong.
·
Satu atau kedua janin tidak terjamin
kesejahteraannya.
· Diskordansi
janin dengan lingkar perut lebih dari 20%, khususnya bila janin pertama lebih
kecil.
|
v Menurut Manuaba, (1998:267)
·
Karena
penyulit kehamilan kembar terjadi kontraksi otot
rahim,
kelambatan persalinan dan pendarahan postpartum, dan bayi premature, maka persiapan darah ibu peril dilakukan dan
pertolongan bayi premature dengan lebih baik.
·
Pada
umumnya anak kedua lahir dalam waktu 10-15 menit.
Bila kedudukan anak kedua membujur, dapat ditunggu sampai terjadi his,
selanjutnya ketuban dipecahkan dan persalinan ditolong spontan belakang kepala
atau pertolongan letak sungsang.
·
Apabila
anak kedua letak lintang dapat dilakukan versi luar menjadi letak membujur
seandainya letak lintang disertai
gawat janinmaka versi ekstrasi merupakan pilihan pertama. Indikasi
lainnya untuk versi ekstrasi letak lintang adalah bila ketuban pecah desertai
prolaksus funikuli atau solusio plasenta.
·
Dalam
pertolongan persalinan
hamil kembar dapat dilakukan operasi persalinan hamil kembar dapat dilakukan
persalinan primer bila berhadapan dengan:
o
Hamil
kembar dengan anak satu lintang
o
Prolaksus
funikuli
o
Plasenta
plevia
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kehamilan
kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau
lebih. Ada 2 jenis kehamilan kembar yaitu kehamilan kembar monozigotik dan
kembar dizigot. Ada beberapa faktor penyebab kehamila kembar yaitu faktor ras,
keturunan, umur dan paritas, nutrisi, faktor terapi infertilitas, dan Assited
Reproductive Technology (ART). Diagnosis yang dapat dilakukan yaitu melakukan
anamnesa, inspeksi dan palpasi, auskultasi, VT, rontgen foto abdomen, USG, EKG
total, dan reaksi kehamilan. Penatalaksanaan kehamilan dapat dilakukan pada
saat sebelum hamil, waktu hamil, dan waktu partus atau persalinan
SARAN
·
Perawat
sebagai petugas kesehatan sebaiknya dapat memberikan pelayanan antenatal yang
berkualitas agar dapat menegakkan diagnosa secara dini tentang adanya kehamilan
kembar atau ganda. Dengan demikian, penanganan terhadap kehamilan kembar dapat
dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada.
·
Dalam
menghadapi kehamilan kembar harus dilakukan pengawasan yang lebih intensif
karena kehamilan kembar dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhadap bayi
dan ibu.
·
Ibu hamil
kembar wajib memeriksakan kehamilannya kepada tenaga kesehatan sedini mungkin
dan secara teratur.
·
Ibu hamil
kembar benar – benar tahu tentang kondisi kehamilannya.
·
Ibu hamil
tahu tentang tanda dan gejala kehamilan kembar
sehingga dapat menjaga kehamilan tetap sehat.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Prawirohardjo
S. Kehamilan Kembar. Ilmu Kebidanan, Edisi III, Cetakan kedelapan.Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, 2006 . p386-97
2.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
3.
Cunningham.2005. Obstetri William.
Jakarta : EGC
4.
Christina, Y. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta : EGC
5.
Manuba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
6.
Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah
Obstetri. Jakarta : EGC
7.
Sastrawinata, S. 2005. Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta
: EGC
8.
Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi 2.
Jakarta : YBPSP
9.
Hidayati, Ratna. 2009. Asuhan
Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta: Salemba Medika
10.
Siswosuharjo, Suwignyo. 2009..
Panduan Super Lengkap Hamil Sehat. Semarang: Penebar
11.
Mochtar,
Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta. EGC
12.
Dewi, Yusmiati. 2007. Operasi
Caesar. Jakarta : EDSA Mahkota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar