KISTA
OVARY
DEFINISI & KLASIFIKASI
Menurut (Winkjosastro, et. all, 1999) kistoma ovarii
merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat,
jinak / ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang
dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid,
kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak
janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam
panggul.
Cystoma ovarri adalah katub tertutup
yang normal / abnormal, berlais jaringan eitel & mengandung cairan/bahan setengah
padat pada ovarium (Kapita
Selekta Kedokteran, 2000). Kista
adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga
seringnya memakai kesuburan. Kista
pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh abnormal
dibagian tubuh tertentu. Kista
ada yang berisi udara, cairan, nanah dll.
Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium (indung telur) disebut kista
ovarium / tumor ovarium (Soemadi, 2006).
A. Sifat Kista
Ø
Kista Fisiologis
Kista yang bersifat fisiologis lazim terjadi
dan itu normal-normal saja. Sesuai suklus menstruasi, di ovarium
timbul folikel dan folikelnya berkembang, dan gambaranya seperti kista.
Biasanya kista tersebut berukuran dibawah 5 cm, dapat dideteksi dengan
menggunakan pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan hilang. Jadi ,kista yang
bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak berbahaya dan tidak
menyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati apakah kista tersebut mengalami
pembesaran atau tidak. Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di
usia reproduksi karena dia masih mengalami menstruasi. Bila seseorang diperiksa
ada kista, jangan takut dulu, karena mungkin kistanya bersifat fisiologis.
Biasanya kista fisiologis tidak menimbulkan nyeri pada saat haid.
Ø
Kista Patologis (Kanker Ovarium)
Kista ovarium yang bersifat ganas
disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian
terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena
penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan
apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lanjut, penyakit ini
disebut juga sebagai silent killer. Angka kematian penyakit ini di Indonesia
belum diketahui dengan pasti.
Pada yang patologis, pembesaran bisa
terjadi relative cepat, yang kadang tidak disadari si penderita. Karena, kista
tersebut sering muncul tanpa gejala seperti penyakit umumnya. Itu sebabnya
diagnosa aalnya agak sulit dilakukan. Gejala seperti perut yang agak membuncit
serta bagian bawah perut yang terasa tidak enak biasanya baru dirasakan saat
ukuranya sudah cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu dilakukan
tindakan pengangkatan melalui proses laparoskopi, sehingga tidak perlu
dilakukan pengirisan di bagian perut penderita. Setelah di angkat pemeriksaan
rutin perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kista itu akan muncul kembali
atau tidak.
Ada lagi jenis kista abnormal pada
ovarium. Jenis ini ada yang bersifat jinak dan ganas. Bersifat jinak jika bisa
berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar. Meski jinak kista ini dapat
berubah menjadi ganas. Sayangnya sampai saat ini, belum diketahui dengan pasti
penyebab perubahan sifat tersebut.Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya
bersekat sekat dan dinding sel tebal dan tidak teratur. Tidak seperti kista
fisiologis yang hanya berisi cairan, kista abnormal memperlihatkan campuran
cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat ganas.
KLASIFIKASI
1. Kista ovarium non-neoplastik (fungsionil)
Sering
tanpa gejala, timbul gejala rasa sakit bila disertai komplikasi seprti
terpuntir/ pecah, tetapi komplikasi ini sangat jarang. Dan sangat jarang pada
kedua indung telur. Kista bisa mengecil dalam waktu 1-3 bilan.
·
Kista
Follikel

Kista jenis ini tidak memberikan
gejala yang karakteristik, bahkan kadang-kadang tidak menunjukkan gejala-gejala
apapun.Kurve suhu basal bersifat monofasis.Bila mencapai ukuran yang cukup
besar, kista tersebut dapat memberikan rasa penuh dan tidak enak pada daerah
yang dikenai.Seperti pada semua tumor ovarii dapat menyebabkan
torsi.Kadang-kadang walaupun jarang, dapat terjadi rupture spontan, dengan
disertai tanda-tanda perdarahan intra abdominal sehingga gambaran klinisnya
dapat menyerupai suatu kehamilan ektopik yang terganggu.Yang paling sering
terjadi ialah cairan kista tersebut mengalami resorpsi secara spontan setelah
satu atau dua siklus.
·
Kista
Lutein
Kista ini dapat terjadi pada
kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan.Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya
berasal dari corpus luteum haematoma.Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu
terjadi pada masa vaskularisasi.Bila perdarahan ini sangat banyak jumlahnya,
terjadilah corpus luteum haematoma, yang berdinding tipis dan berwarna
kekuning-kuningan.Secara perlahan-lahan terjadi resorpsi dari unsur-unsur
darah, sehingga akhirnya tinggallah cairan yang jernih, atau sedikit bercampur
darah. Pada saat yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam
lapisan lutein sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein
terbenam dalam jaringan-jaringan perut.
Pada beberapa kasus sering mnyerupai
kehamilan ektopik.Haid kadang-kadang terlambat, diikuti dengan perdarahan
sedikit yang terus menerus, disertai rasa sakit pada bagian perut bawah.Pada
pemeriksaan klinis ditemukan benjolan yang sakit.Ada yang menganggap kista ini
sebagai korpus luteum persistens, dimana oleh sesuatu sebab tidak terjadi
regresi.Suatu jenis yang jarang dari kista lutein ialah yang ditemukan pada
mola hydatidosa atau chorio epithelioma.Dalam beberapa kasus dari jenis ini,
dindingnya dibentuk oleh sel granulose yang mengalami luteinisasi, tetapi pada
umumnya kista dibntuk oleh sel theca lutein dan jaringan ikat.
·
Stein
Levental ovary
Biasanya
kedua ovarium membesar & bersifat polykistik, permukaan rata, berwarna keabu-abuan & berdinding tebal. Pada pemeriksaan
mikroskopis akan tampak tunica yang tebal & fibrotik. Dibawahnya tampak follikel
dalam bermacam-macam stadium, tetapi tidak ditemukan corpus luteum. Secara klinis memberikan gejala yang
disebut Stein-Leventhal Syndrom, yaitu yang terdiri dari hirsutisme,
sterilitas, obesitas & oligomenorrhoe. Kecenderungan virilisasi mungkin disebabkan hyperplasi dari tunica
interna yang menghasilkan zat androgenic. Kelainan ini merupakan penyakit herediter yang autosomal dominan.

·
Germinal
inclusion cyst

Terjadi oleh
karena invaginasi dari epitel germinal dari ovarium.Biasanya terjadi pada
wanita tua.Tidak pernah memberi gejala-gejala yang berarti.
2. Kista Ovarium Yang Neoplastik Atau
Proliferatif
·
Kistoma
Ovarii Simpleks
Kista ini
mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral,
dan dapat menjadi besar.Dinding kista tipis dan cairan didalam kista jernih,
serus, dan berwarna kuning.Pada dinding kista tampak lapisan epitel
kubik.Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai)
dengan gejala-gejala mendadak.Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma
serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan
dalam kista. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium,
akan tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik
untuk mengetahui apakah ada keganasan.
·
Kistadenoma
Ovarii Musinosum
Asal belum pasti. Menurut Meyer, kista
ini berasal dari teratoma, pendapat lain mengemukakan kista ini berasal dari
epitel germinatifum / mempunyai asal yang sama dengan tumor Brener. Bentuk kista
multilobuler, biasanya unilatelar dapat tumbuh menjadi sangat bersar.
Gambaran klinis terdapat perdarahan
dalam kista dan perubahan degeneratif sehingga timbul pelekatan kista dengan
omentum, usus dan peritoneum parietal. Selain itu, bisa terjadi ileus karena
perlekatan dan produksi musin yang terus bertambah akibat pseudomiksoma
peritonei. Penatalaksanaan
dengan pengangkatan kista tanpa pungsi terlebih dahulu dengan atau tanpa
salpingo ooforektomi tergantung besarnya kista.
·
Kistadenoma
Ovarii Serosum
Berasal dari epitel germinativum.
Bentuk umunya unilokuler, bila multilokuler perlu dicurigai adanya keganasan.
Kista ini dapat membesar, tetapi tidak sebesar kista musinosum. Gambaran klinis pada kasus ini tidak
klasik. Selain teraba massa intraabdominal, dapat timbul asites.
Penatalaksanaan umumnya sama seperti Kistadenoma ovarii musinosum.
·
Kista Cokelat. (Edometrioma)

·
Kista
Dermoid
Terjadi karena
jaringan dalam telur yang tidak dibuahi kemudian tumbuh menjadi beberapa
jaringan seperti rambut, tulang, lemak. Kista dapat terjadi pada kedua indung
telur dan biasanya tanpa gejala. Timbul gejala rasa sakit bila kista terpuntir/
pecah.
EPIDEMIOLOGI
Umumnya secara histologis hampir seluruh KO
berasal dari epithel, yaitu menempati
sekitar 85–90% dari seluruh kanker ovarium . Di Amerika Serikat dalam tahun
1998 dijumpai 25.400 kasus baru KO dan
lebih dari separuhnya mengalami kematian (sebanyak 14.500 orang). Juga
dalam tahun yang sama dilaporkan bahwa KO merupakan tumor ganas urutan kelima terbanyak di Amerika Serikat
setelah karsinoma paru, usus besar, payudara, dan pankreas.
Dari beberapa penelitian di Indonesia,
Danukusumo di Jakarta pada tahun 1990 mendapatkan kejadian KO sebesar 13,8%
dari seluruh keganasan ginekologi, & Fadlan15
di Medan pada tahun 1981–1990 melaporkan sebesar 10,64% dari seluruh keganasan
ginekologi.
PATOFISIOLOGI
(terlampir)
ETIOLOGI & FAKTOR RESIKO
Diantara
beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling
banyak ditemukan. Kista
jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak
terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal
terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini
akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada
beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian
yang menjadi kista.
Cairan
yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari
perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal
tubuh seperti rambut dan gigi. Kista
jenis ini disebut dengan Kista Dermoid.
Factor yang
menyebabkan gajala kista meliputi:
a. Gaya Hidup Tidak Sehat
Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
|
Merokok dan konsumsi alcohol
|
Terpapar denga polusi dan agen infeksius
|
Zat tambahan pada makanan
|
Kurang olah raga
|
Sering stress
|
b. Factor Genetik
Dalam
tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang
bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena
radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu
kanker.
c. Factor lain-lain
Riwayat kista ovarium sebelumnya
|
Terapi tamosifen pada kanker mamma
|
Siklus menstruasi yang tidak teratur
|
Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
|
Tingkat kesuburan
|
Menstruasi dini (usia 11 tahun atau lebih muda)
|
Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
|
MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia hal 131), gejala yang timbul tergantung besar tumor, lokasi dan adanya komplikasi, yaitu :
Penekanan
terhadap vesika atau rektum
|
Perut terasa
penuh
|
Nyeri (pada
putaran tangkai/kista pecah)
|
Pembesaran
perut
|
Sesak napas, oedena tungkai (pada tumor yg
sangat besar)
|
Perdarahan
(jarang)
|
Kebanyakan
wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat berfariasi dan
tidak spesifik. Gejala umum yang timbul merupakan asosiasi dari penekanan meliputi
:
Sering tanpa gejala.
|
sering kencing / Perubahan pola
eliminasi urin
|
Nyeri akut pada saat menstruasi
|
mempengaruhi pola menstruasi (jumlah darah
yang keluar banyak ) & efek maskulin atau feminin.
|
Konstipasi & terasa penuh diperut
|
perut membesar / Pembesaran
jaringan ovarium
|
Nyeri di perut
bagian bawah.
|
distensi abdominal dengan dyspnea,
edoma perifer dan anorexia
|
nyeri pada saat BAK, BAB, koitus
|
Nyeri pelvis muncul sebagai gejala
lanjut (terkadang
menjalar sampai ke kaki.)
|
Berdasarkan stadium
keparahan
Stadium
Awal
|
Stadium
Lanjut
|
Gangguan haid
|
Gangguan buang air besa & kecil
|
Jika sudah
menekan rectum / VU mungkin terjadi konstipasi / sering berkemih
|
Asites, Perut membuncit, kembung, mual, gangguan
nafsu makan
|
Dapat terjadi peregangan / penekanan
daerah panggul yg menyebabkan nyeri spontan & sakit diperut
|
Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga
perut (usus dan hati)
|
Nyeri saat bersenggama
|
Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada
|
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut (Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia hal 131)
·
Ultrasonografi à menentukan letak tumor dan batasnya,
apakah tumor berasal di uterus, ovarium atau dari blader, apakah , tumor kistik
atau soli dan dapat dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan
yang tidak. Terdapat masa / benjolan di ovarium.
·
Foto Rontgen à Pemeriksaan ini berguna untuk
menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang
dapat dilihat adanya gigi dalam tumor. Terjadi
pembesaran ovarium, terdapat perdarahan
·
Laparoscopi à mengetahui apakah sebuah Tumor
berasal dari uterus, dari ovarium atau tidak dan untuk menentukan sifat-sifat
tumor tersebut.
·
Pemeriksaan Mikroskopik à Dinding kista dilapisi oleh
epitel, sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan berwarna gelap
·
Parasentesis à Pungsi pada ascites berguna untuk
menentukan sebab ascites, perlu diingat bahwa tindakan tersebut dapat
mencemarkan kavum peritonea dengan kista dengan dinding kista tertusuk.
PENATALAKSANAAN MEDIS untuk tiap penyakit
Menurut (
Lowdermilk.dkk. 2005:27 )
·
Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya
adalah melalui tindakan bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi
salpingooforektomi.
·
Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan
aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.
·
Perawatan pasca operasi setelah pembedahan
untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah
pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen
yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada
distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita
abdomen sebagai penyangga.
·
Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan
kepada klien tentang pilihan pengobatan
dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti kompres
hangat pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam,informasikan tentang
perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi, perawatan insisi
luka operasi.
·
Jika kista ovarium tidak menghilang setelah
beberapa episode menstruasi, semakin besar, lakukan pemeriksaan ultrasound, nyeri,
pada masa postmenopouse, dokter harus segera mengangkatnya. Ada 2 tindakan
bedah yang utama, yaitu: Laparoskopi dan Laparatomy.
·
Pembedahan dimulai dengan teknik pembedahan
atau operasi yang dilakukan dengan
membuat lubang kecil 3 buah lubang (berdiameter 5-10 milimeter) di
sekitar perut pasien. Satu lubang pada
pusar digunakan untuk memasukkan sebuah alat yang dilengkapi kamera untuk memindahkan gambar
dalam rongga perut ke layar monitor, sementara dua lubang yang lain untuk
peralatan bedah yang lain, misalnya laser yang akan mengangkat kista ovarium.
Panduan
antisipatif ( Constance Sinclair,2009 hal 604)
Kehamilan disingkirkan dengan mendeteksi adanya Hcg. Pemeriksaan
USG dapat menegakkan diagnostik. Setiap kista >4 cm harus diteliti dengan
melakukan laparoskopi atau pembedahan guna menyingkirkan kemungkinan neoplasma.
Kista yang <4 cm dan tampak jinak melalui pemeriksaan USG dapat ditangani
mula-mula dengan menggunakan kontrasepsi oral.
Wanita
diperiksa setiap bulan untuk mengkaji ukurannya, apakah berkurang atau sama
saja ( tetap < 5 cm ), lunak dan kistik, unilateral, halus, dapat
digerakkan, asimtomatik, atau sedikit nyeri. Jika salah satu tanda ini berubah,
kanker ovarium dapat disingkirkan. Selama kehamilan, kista ovarium jernih
dengan diameter <5 cm ditindaklanjuti dengan penanganan antisipatif.
Beberapa ahli merekomendasikan penatalaksanaan konservatif sampai minggu ke-16 jika kista diangkat untuk menghindari
resiko torsi, infark, hemoragi, dan obstruksi persalinan dan untuk menghindari
terlambatnya diagnosis keganasan jika kista menetap. Massa yang ditemukan
selama trimester ketiga diobservasi, jika memungkinkan, dan diangkat selama
pelahiran sesar
ASUHAN
KEPERAWATAN KELAINAN GYNAECOLOGY
PENGKAJIAN
1.
Identitas klien à Meliputi
nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat, serta data
penanggung jawab
2.
Keluhan klien saat masuk rumah sakit à Biasanya
klien merasa nyeri pada daerah perut & terasa ada massa di daerah abdomen,
menstruasi yg tidak berhenti-henti.
3.
Riwayat Kesehatan
·
Riwayat kesehatan sekarang à Keluhan
yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah abdomen bawah, ada pembengkakan
pada daerah perut, menstruasi yang tidak berhenti, rasa mual dan muntah.
·
Riwayat kesehatan dahulu à Sebelumnya
tidak ada keluhan.
·
Riwayat kesehatan keluarga à Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.
4. Riwayat kehamilan
dan persalinan à Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk
tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium.
5.
Riwayat menstruasi à Klien
dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan bahkan sampai
amenorhea. menarche, lama, siklus, jumlah, warna dan bau
6.
Pemeriksaan Fisik à Dilakukan
mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.
·
Abdomen à Nyeri tekan pada abdomen, Teraba massa pada
abdomen.
·
Ekstremitas à Nyeri panggul saat beraktivitas,
Tidak ada kelemahan.
·
Eliminasi, urinasi à Adanya konstipasi, Susah BAK
7. Data Sosial
Ekonomi à Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai
tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum
menopause.
8. Data Spritual à Klien menjalankan kegiatan
keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.
9. Data Psikologis à Ovarium merupakan bagian dari
organ reproduksi wanita, dimana ovarium sebagai penghasil ovum, mengingat
fungsi dari ovarium tersebut sementara pada klien dengan kista ovarium yang
ovariumnya diangkat maka hal ini akan mempengaruhi mental klien yang ingin
hamil/punya keturunan.
10. Pola kebiasaan
Sehari-hari à Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas, dan
tidur karena merasa nyeri
11. Pemeriksaan
Penunjang
·
Data laboratorium à pemeriksaan
darah lengkap (NB, HT, SDP)
·
Ultrasonografi à
mengetahui letak batas kista, ada tidaknya benjolan > 5 cm
·
CT Scan: ada tidaknya benjolan dan ukuran
benjolan
ANALISA DATA
DATA
|
ETIOLOGI
|
DIAGNOSA
|
DO : peningkatan TTV,
klien tampak menyeringai kesakitan
|
Factor resikoà neoplastik & non neoplastik
↓
Pertumbuhan folikel abnormal
↓
Penimbunan cairan >>
↓
Pembesaran uterus
↓
Penekanan syaraf pelviks & uterus
|
Nyeri b.d putaran
tangkai tumor atau infeksi pada tumor
|
DO : klien tampak cemas
& menutup diri terhadap keluarga
|
Factor resikoà neoplastik & non neoplastik
↓
Pertumbuhan folikel abnormal
↓
Penimbunan cairan >>
↓
Penyumbatan tuba falopi
↓
G3 transportasi sperma & ovum
↓
infertilitas
|
Gangguan citra tubuh b.d perubahan
ferminimitas dan efek hubungan seksual
|
DO : pola BAB / BAK tidak
teratur, terlihat penekanan abdomen yang berlebihan.
|
Factor resikoà neoplastik & non neoplastik
↓
Pertumbuhan folikel abnormal
↓
Penimbunan cairan >>
↓
Pembesaran uterus
↓
↑ tekanan intra abdomen
↓
Penekanan saluran pencernaan & rektum
|
Resiko gangguan
BAB konstipasi / BAK b.d penekanan daerah sekitar tumor.
|
PERENCANAAN
INTERVENSI
DIAGNOSA
|
TUJUAN & KH
|
INTERVENSI
|
Nyeri b.d putaran tangkai tumor atau infeksi pada
tumor
|
Tujuan: Setelah diberi tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam nyeri
berkurang
Kriteria Hasil:
· Rasa nyaman terpenuhi
· TTV dalam batas normal
|
· Tentukan riwayat nyeri,
misal lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan identitas (skala 0-10)
· Berikan tindakan kenyamanan dasar (reposisi,
gosok punggung), hiburan dan lingkungan.
·
Dorong & ajarkan penggunaan keterampilan manajemen
nyeri (misal: teknik relaksasi, visualiasai, bimbingan imajinasi)
·
Kolabarasi
untuk pemberian terapi analgesic
·
Evaluasi penghilangan nyeri/kontrol nilai aturan
pengobatan bila perlu
|
Gangguan citra tubuh b.d
perubahan ferminimitas & efek hubungan
seksual
|
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 2x 24 jam,
pasien menyatakan
penerimaan diri pada situasi dan adaptasi perubahan pada citra tubuh
Kriteria Hasil:
· Klien tampak rileks
· Klien dapat menerima
keadaannya
|
· Kaji stress emosi klien
· Berikan kesempatan klien untuk mengungkapkan
perasaannya terhadap perubahan status kesehatannya
· Tinjau ulang pengalaman
pasien/orang terdekat sebelumnya tentang kista ovarium.
· Berikan
informasi akurat, konsisten mengenai prognosis
· Berikan dukungan spiritual kepada klien
· Libatkan orang terdekat
sesuai indikasi bila keputusan penting akan dibuat
|
Resiko gangguan BAB konstipasi / BAK b.d penekanan daerah sekitar tumor.
|
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 1 x 24 jam, gangguan
BAB / BAK tidak terjadi
Kriteria Hasil:
· Klien tidak mengeluh
terjadi gangguan saat BAK / BAB
|
·
Kaji dan pantau frekuensi BAB maupun BAK setiap hari
·
Ajarkan klien message area abdomen
·
kolaborasikan pemberian laksatif (obat pencahar) dengan dokter
jika di perlukan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar