Suka - Suka Asik

Semua kumpulan analis pembahasan penyakit beserta Asuhan Keperawatan yang sering digunakan... Juga beberapa konten pengalaman menarik yang patut dijadikan bahan sharing buat temen-temen...

Sabtu, 23 November 2013

KISTA OVARY


KISTA OVARY 

DEFINISI & KLASIFIKASI
                Menurut (Winkjosastro, et. all, 1999) kistoma ovarii merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak / ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista   IIIptasi terhadap rasa nyeri.dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam panggul.
                Cystoma ovarri adalah katub tertutup yang normal / abnormal, berlais jaringan eitel & mengandung cairan/bahan setengah padat pada ovarium (Kapita Selekta Kedokteran, 2000). Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga seringnya memakai kesuburan. Kista pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh abnormal dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah dll. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium / tumor ovarium (Soemadi, 2006).

A.      Sifat Kista
Ø  Kista Fisiologis
                Kista yang bersifat fisiologis lazim terjadi dan itu normal-normal saja. Sesuai suklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya berkembang, dan gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran dibawah 5 cm, dapat dideteksi dengan menggunakan pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan hilang. Jadi ,kista yang bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati apakah kista tersebut mengalami pembesaran atau tidak. Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi karena dia masih mengalami menstruasi. Bila seseorang diperiksa ada kista, jangan takut dulu, karena mungkin kistanya bersifat fisiologis. Biasanya kista fisiologis tidak menimbulkan nyeri pada saat haid.
Ø  Kista Patologis (Kanker Ovarium)
                Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent killer. Angka kematian penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti.
                Pada yang patologis, pembesaran bisa terjadi relative cepat, yang kadang tidak disadari si penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti penyakit umumnya. Itu sebabnya diagnosa aalnya agak sulit dilakukan. Gejala seperti perut yang agak membuncit serta bagian bawah perut yang terasa tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya sudah cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu dilakukan tindakan pengangkatan melalui proses laparoskopi, sehingga tidak perlu dilakukan pengirisan di bagian perut penderita. Setelah di angkat pemeriksaan rutin perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kista itu akan muncul kembali atau tidak.
                Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat jinak dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar. Meski jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas. Sayangnya sampai saat ini, belum diketahui dengan pasti penyebab perubahan sifat tersebut.Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan dinding sel tebal dan tidak teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan, kista abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat ganas.

KLASIFIKASI
1.       Kista ovarium non-neoplastik (fungsionil)
                Sering tanpa gejala, timbul gejala rasa sakit bila disertai komplikasi seprti terpuntir/ pecah, tetapi komplikasi ini sangat jarang. Dan sangat jarang pada kedua indung telur. Kista bisa mengecil dalam waktu 1-3 bilan.
·         Kista Follikel
                Kista ini berasal dari follikel yang menjadi besar semasa proses atresia folliculi. Setiap bulan sejumlah besar follikel menjadi mati, disertai kematian ovum, disusul dengan degenerasi dari epitel follikel.Pada masa ini tampaknya sebagai kista-kista kecil.Tidak jarang ruangan follikel diisi dengan cairan yang banyak, sehingga terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan klinis. Biasanya besarnya tidak melebihi sebuah jeruk.Sering terjadi pada pubertas, climacterium, dan sesudah salpingektomi.
                Kista jenis ini tidak memberikan gejala yang karakteristik, bahkan kadang-kadang tidak menunjukkan gejala-gejala apapun.Kurve suhu basal bersifat monofasis.Bila mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut dapat memberikan rasa penuh dan tidak enak pada daerah yang dikenai.Seperti pada semua tumor ovarii dapat menyebabkan torsi.Kadang-kadang walaupun jarang, dapat terjadi rupture spontan, dengan disertai tanda-tanda perdarahan intra abdominal sehingga gambaran klinisnya dapat menyerupai suatu kehamilan ektopik yang terganggu.Yang paling sering terjadi ialah cairan kista tersebut mengalami resorpsi secara spontan setelah satu atau dua siklus.
·         Kista Lutein
                Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan.Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum haematoma.Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada masa vaskularisasi.Bila perdarahan ini sangat banyak jumlahnya, terjadilah corpus luteum haematoma, yang berdinding tipis dan berwarna kekuning-kuningan.Secara perlahan-lahan terjadi resorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga akhirnya tinggallah cairan yang jernih, atau sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam jaringan-jaringan perut.
                Pada beberapa kasus sering mnyerupai kehamilan ektopik.Haid kadang-kadang terlambat, diikuti dengan perdarahan sedikit yang terus menerus, disertai rasa sakit pada bagian perut bawah.Pada pemeriksaan klinis ditemukan benjolan yang sakit.Ada yang menganggap kista ini sebagai korpus luteum persistens, dimana oleh sesuatu sebab tidak terjadi regresi.Suatu jenis yang jarang dari kista lutein ialah yang ditemukan pada mola hydatidosa atau chorio epithelioma.Dalam beberapa kasus dari jenis ini, dindingnya dibentuk oleh sel granulose yang mengalami luteinisasi, tetapi pada umumnya kista dibntuk oleh sel theca lutein dan jaringan ikat.
·         Stein Levental ovary         
                Biasanya kedua ovarium membesar & bersifat polykistik, permukaan rata, berwarna keabu-abuan & berdinding tebal. Pada pemeriksaan mikroskopis akan tampak tunica yang tebal & fibrotik. Dibawahnya tampak follikel dalam bermacam-macam stadium, tetapi tidak ditemukan corpus luteum. Secara klinis memberikan gejala yang disebut Stein-Leventhal Syndrom, yaitu yang terdiri dari hirsutisme, sterilitas, obesitas & oligomenorrhoe. Kecenderungan virilisasi mungkin disebabkan hyperplasi dari tunica interna yang menghasilkan zat androgenic. Kelainan ini merupakan penyakit herediter yang autosomal dominan.




·         Germinal inclusion cyst
                Terjadi oleh karena invaginasi dari epitel germinal dari ovarium.Biasanya terjadi pada wanita tua.Tidak pernah memberi gejala-gejala yang berarti.

2.       Kista Ovarium Yang Neoplastik Atau Proliferatif
·         Kistoma Ovarii Simpleks
                Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar.Dinding kista tipis dan cairan didalam kista jernih, serus, dan berwarna kuning.Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik.Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak.Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.
·         Kistadenoma Ovarii Musinosum
                Asal belum pasti. Menurut Meyer, kista ini berasal dari teratoma, pendapat lain mengemukakan kista ini berasal dari epitel germinatifum / mempunyai asal yang sama dengan tumor Brener. Bentuk kista multilobuler, biasanya unilatelar dapat tumbuh menjadi sangat bersar.
                Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif sehingga timbul pelekatan kista dengan omentum, usus dan peritoneum parietal. Selain itu, bisa terjadi ileus karena perlekatan dan produksi musin yang terus bertambah akibat pseudomiksoma peritonei. Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista tanpa pungsi terlebih dahulu dengan atau tanpa salpingo ooforektomi tergantung besarnya kista.

·         Kistadenoma Ovarii Serosum
                Berasal dari epitel germinativum. Bentuk umunya unilokuler, bila multilokuler perlu dicurigai adanya keganasan. Kista ini dapat membesar, tetapi tidak sebesar kista musinosum. Gambaran klinis pada kasus ini tidak klasik. Selain teraba massa intraabdominal, dapat timbul asites. Penatalaksanaan umumnya sama seperti Kistadenoma ovarii musinosum.
·         Kista Cokelat. (Edometrioma)
                Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu haid dan terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam ragim tetapi melekat pada dinding luar indung telur. Akibat peristiwa ini setiap kali haid, lapisan tersebut menghasilakan darah haid yang akan terus menerus tertimbun dan menjadi kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung telur. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit terutama sewaktu haid/ sexsuale intercourse.
·         Kista Dermoid
         Terjadi karena jaringan dalam telur yang tidak dibuahi kemudian tumbuh menjadi beberapa jaringan seperti rambut, tulang, lemak. Kista dapat terjadi pada kedua indung telur dan biasanya tanpa gejala. Timbul gejala rasa sakit bila kista terpuntir/ pecah.

EPIDEMIOLOGI
                Umumnya secara histologis hampir seluruh KO berasal dari epithel, yaitu   menempati sekitar 85–90% dari seluruh kanker ovarium . Di Amerika Serikat dalam tahun 1998 dijumpai 25.400 kasus baru KO dan  lebih dari separuhnya mengalami kematian (sebanyak 14.500 orang). Juga dalam tahun yang sama dilaporkan bahwa KO merupakan tumor ganas  urutan kelima terbanyak di Amerika Serikat setelah karsinoma paru, usus besar, payudara, dan pankreas.
                Dari beberapa penelitian di Indonesia, Danukusumo di Jakarta pada tahun 1990 mendapatkan kejadian KO sebesar 13,8% dari seluruh keganasan ginekologi, & Fadlan15 di Medan pada tahun 1981–1990 melaporkan sebesar 10,64% dari seluruh keganasan ginekologi.

PATOFISIOLOGI
(terlampir)
ETIOLOGI & FAKTOR RESIKO
                Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang menjadi kista.
                Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Kista jenis ini disebut dengan Kista Dermoid.
                Factor yang menyebabkan gajala kista meliputi:
a.       Gaya Hidup Tidak Sehat
Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
Merokok dan konsumsi alcohol
Terpapar denga polusi dan agen infeksius
Zat tambahan pada makanan
Kurang olah raga
Sering stress
b.      Factor Genetik
                Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
c.       Factor lain-lain
Riwayat kista ovarium sebelumnya
Terapi tamosifen pada kanker mamma
Siklus menstruasi yang tidak teratur
Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
Tingkat kesuburan
Menstruasi dini (usia 11 tahun atau lebih muda)
Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas

MANIFESTASI KLINIS
                Menurut  (Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia hal 131), gejala yang timbul tergantung besar tumor, lokasi dan adanya komplikasi, yaitu :
Penekanan terhadap vesika atau rektum
Perut terasa penuh
Nyeri (pada putaran tangkai/kista pecah)
Pembesaran perut
Sesak napas, oedena tungkai (pada tumor yg sangat besar)
Perdarahan (jarang)

             Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat berfariasi dan tidak spesifik. Gejala umum yang timbul merupakan asosiasi dari penekanan meliputi :
Sering tanpa gejala.
sering kencing / Perubahan pola eliminasi urin
Nyeri akut pada saat menstruasi
mempengaruhi pola menstruasi (jumlah darah yang keluar banyak ) & efek maskulin atau feminin.
Konstipasi & terasa penuh diperut
perut membesar / Pembesaran jaringan ovarium
Nyeri di perut bagian bawah.
distensi abdominal dengan dyspnea, edoma perifer dan anorexia
nyeri pada saat BAK, BAB, koitus
Nyeri pelvis muncul sebagai gejala lanjut (terkadang menjalar sampai ke kaki.)
               
Berdasarkan stadium keparahan
Stadium Awal
Stadium Lanjut
Gangguan haid
Gangguan buang air besa & kecil
Jika sudah menekan rectum / VU mungkin terjadi konstipasi / sering berkemih
Asites, Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
Dapat terjadi peregangan / penekanan daerah panggul yg menyebabkan nyeri spontan & sakit diperut
Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga perut (usus dan hati)
Nyeri saat bersenggama
Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut  (Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia hal 131)
·         Ultrasonografi à menentukan letak tumor dan batasnya, apakah tumor berasal di uterus, ovarium atau dari blader, apakah , tumor kistik atau soli dan dapat dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak. Terdapat masa / benjolan di ovarium.
·         Foto Rontgen à Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor. Terjadi pembesaran ovarium, terdapat perdarahan
·         Laparoscopi à mengetahui apakah sebuah Tumor berasal dari uterus, dari ovarium atau tidak dan untuk menentukan sifat-sifat tumor tersebut. 
·         Pemeriksaan Mikroskopik à Dinding kista dilapisi oleh epitel, sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan berwarna gelap
·         Parasentesis à Pungsi pada ascites berguna untuk menentukan sebab ascites, perlu diingat bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonea dengan kista dengan dinding kista tertusuk.

PENATALAKSANAAN MEDIS untuk tiap penyakit
Menurut ( Lowdermilk.dkk. 2005:27 )
·         Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
·         Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.
·         Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.
·         Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan  pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam,informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi.
·         Jika kista ovarium tidak menghilang setelah beberapa episode menstruasi, semakin besar, lakukan pemeriksaan ultrasound, nyeri, pada masa postmenopouse, dokter harus segera mengangkatnya. Ada 2 tindakan bedah yang utama, yaitu: Laparoskopi dan Laparatomy.
·         Pembedahan dimulai dengan teknik pembedahan atau operasi yang dilakukan dengan  membuat lubang kecil 3 buah lubang (berdiameter 5-10 milimeter) di sekitar perut  pasien. Satu lubang pada pusar digunakan untuk memasukkan sebuah alat yang  dilengkapi kamera untuk memindahkan gambar dalam rongga perut ke layar monitor, sementara dua lubang yang lain untuk peralatan bedah yang lain, misalnya laser yang akan mengangkat kista ovarium.


Panduan antisipatif ( Constance Sinclair,2009 hal 604)
                Kehamilan disingkirkan dengan mendeteksi adanya Hcg. Pemeriksaan USG dapat menegakkan diagnostik. Setiap kista >4 cm harus diteliti dengan melakukan laparoskopi atau pembedahan guna menyingkirkan kemungkinan neoplasma. Kista yang <4 cm dan tampak jinak melalui pemeriksaan USG dapat ditangani mula-mula dengan menggunakan kontrasepsi oral.
                Wanita diperiksa setiap bulan untuk mengkaji ukurannya, apakah berkurang atau sama saja ( tetap < 5 cm ), lunak dan kistik, unilateral, halus, dapat digerakkan, asimtomatik, atau sedikit nyeri. Jika salah satu tanda ini berubah, kanker ovarium dapat disingkirkan. Selama kehamilan, kista ovarium jernih dengan diameter <5 cm ditindaklanjuti dengan penanganan antisipatif. Beberapa ahli merekomendasikan penatalaksanaan konservatif sampai minggu  ke-16 jika kista diangkat untuk menghindari resiko torsi, infark, hemoragi, dan obstruksi persalinan dan untuk menghindari terlambatnya diagnosis keganasan jika kista menetap. Massa yang ditemukan selama trimester ketiga diobservasi, jika memungkinkan, dan diangkat selama pelahiran sesar

ASUHAN KEPERAWATAN KELAINAN GYNAECOLOGY

PENGKAJIAN
1.       Identitas klien à Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat, serta data penanggung jawab
2.      Keluhan klien saat masuk rumah sakit à Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut & terasa ada massa di daerah abdomen, menstruasi yg tidak berhenti-henti.
3.       Riwayat Kesehatan
·         Riwayat kesehatan sekarang à Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah abdomen bawah, ada pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang tidak berhenti, rasa mual dan muntah.
·         Riwayat kesehatan dahulu à Sebelumnya tidak ada keluhan.
·         Riwayat kesehatan keluarga à Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.
4.       Riwayat kehamilan dan persalinan à Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk tumbuh/tidaknya suatu kista  ovarium.
5.       Riwayat menstruasi à Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan bahkan sampai amenorhea. menarche, lama, siklus, jumlah, warna dan bau
6.       Pemeriksaan Fisik à Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.
·    Abdomen à  Nyeri tekan pada abdomen, Teraba massa pada abdomen.
·    Ekstremitas à Nyeri panggul saat beraktivitas, Tidak ada kelemahan.
·     Eliminasi, urinasi à Adanya konstipasi, Susah BAK
7.       Data Sosial Ekonomi à Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
8.       Data Spritual à Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.
9.       Data Psikologis à Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara pada klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat maka hal ini akan mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya keturunan.
10.   Pola kebiasaan Sehari-hari à Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas, dan tidur karena merasa nyeri
11.   Pemeriksaan Penunjang
·         Data laboratorium à pemeriksaan darah lengkap (NB, HT, SDP)
·         Ultrasonografi à mengetahui letak batas kista, ada tidaknya benjolan > 5 cm
·         CT Scan: ada tidaknya benjolan dan ukuran benjolan

ANALISA DATA
DATA
ETIOLOGI
DIAGNOSA
DO : peningkatan TTV, klien tampak menyeringai kesakitan
Factor resikoà neoplastik & non neoplastik
Pertumbuhan folikel abnormal
Penimbunan cairan >>
Pembesaran uterus
Penekanan syaraf pelviks & uterus
Nyeri b.d putaran tangkai tumor atau infeksi pada tumor
DO : klien tampak cemas & menutup diri terhadap keluarga
Factor resikoà neoplastik & non neoplastik
Pertumbuhan folikel abnormal
Penimbunan cairan >>
Penyumbatan tuba falopi
G3 transportasi sperma & ovum
infertilitas
Gangguan citra tubuh b.d perubahan ferminimitas dan efek hubungan seksual
DO : pola BAB / BAK tidak teratur, terlihat penekanan abdomen yang berlebihan.
Factor resikoà neoplastik & non neoplastik
Pertumbuhan folikel abnormal
Penimbunan cairan >>
Pembesaran uterus
↑ tekanan intra abdomen
Penekanan saluran pencernaan & rektum
Resiko gangguan BAB konstipasi / BAK b.d penekanan  daerah sekitar tumor.

PERENCANAAN INTERVENSI
DIAGNOSA
TUJUAN & KH
INTERVENSI
Nyeri b.d putaran tangkai tumor atau infeksi pada tumor
Tujuan: Setelah diberi tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam nyeri berkurang
Kriteria Hasil:
·   Rasa nyaman terpenuhi
·   TTV dalam batas normal
·   Tentukan riwayat nyeri, misal lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan identitas (skala 0-10)
·   Berikan tindakan kenyamanan dasar (reposisi, gosok punggung), hiburan dan lingkungan.
·   Dorong & ajarkan penggunaan keterampilan manajemen nyeri (misal: teknik relaksasi, visualiasai, bimbingan imajinasi)
·   Kolabarasi untuk pemberian terapi analgesic
·   Evaluasi penghilangan nyeri/kontrol nilai aturan pengobatan bila perlu
Gangguan citra tubuh  b.d perubahan ferminimitas & efek hubungan seksual
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 2x 24 jam, pasien menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasi perubahan pada citra tubuh
Kriteria Hasil:
·       Klien tampak rileks
·       Klien dapat menerima keadaannya
·   Kaji stress emosi klien
·   Berikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya terhadap perubahan status kesehatannya
·   Tinjau ulang pengalaman pasien/orang terdekat sebelumnya tentang kista ovarium.
·   Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis
·   Berikan dukungan spiritual kepada klien
·   Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan penting akan dibuat
Resiko gangguan BAB konstipasi / BAK b.d penekanan  daerah sekitar tumor.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 1 x 24 jam, gangguan BAB / BAK tidak terjadi
Kriteria Hasil:
·       Klien tidak mengeluh terjadi gangguan saat BAK / BAB
·   Kaji dan pantau frekuensi BAB maupun BAK setiap hari
·   Ajarkan klien message area abdomen
·   kolaborasikan pemberian laksatif (obat pencahar) dengan dokter jika di perlukan
·  Pemasangan alat bantu kateter jika di perluka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar